In deciding what type of help to of

In deciding what type of help to offer, Ruddell and Curwen (1997) suggest that when clients are referred by others, counsellors need to consider whether they acknowledge a problem, even a little; have some motivation to address it; and show minimal acknowledgement of how they may be contributing to the problem, sometimes largely. Then, like all clients, they need to have the ability to tackle the problem by recognising their thinking/feeling and an approach that is
matched to their psychological development. Finally, any repetition of a mismatch of approach from the past needs to be avoided. As regards motivation, so long as there is a willingness to engage, the motivation to change can often be developed by the counsellor. Indeed, we would say it is our responsibility to be able to do that and not blame clients for being unmotivated when we fail with them. By being responsive to clients’ wants and being supportive of their goals, so long as they are legal and moral, motivation can be improved.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dalam memutuskan apa jenis bantuan untuk menawarkan, Ruddell dan Curwen (1997) menyarankan bahwa ketika klien dirujuk oleh orang lain, konselor perlu mempertimbangkan apakah mereka mengakui masalah, bahkan sedikit; memiliki beberapa motivasi untuk mengatasi itu; dan menunjukkan sedikit pengakuan bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap masalah, kadang-kadang sebagian besar. Kemudian, seperti semua klien, mereka harus memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan mengakui mereka berpikir/perasaan dan pendekatan yangcocok untuk pengembangan psikologis mereka. Akhirnya, setiap pengulangan ketidakcocokan pendekatan dari masa lalu perlu dihindari. Mengenai motivasi, selama ada kemauan untuk terlibat, motivasi untuk mengubah dapat sering dikembangkan oleh penghibur. Memang, kami akan mengatakan itu adalah tanggung jawab kita untuk dapat melakukannya dan tidak menyalahkan klien karena tidak termotivasi saat kita gagal dengan mereka. Dengan menjadi responsif terhadap keinginan klien dan yang mendukung tujuan mereka, selama mereka hukum dan moral, motivasi dapat ditingkatkan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam memutuskan apa jenis bantuan yang ditawarkan, Ruddell dan Curwen (1997) menunjukkan bahwa ketika klien disebut oleh orang lain, konselor perlu mempertimbangkan apakah mereka mengakui masalah, bahkan sedikit; memiliki beberapa motivasi untuk mengatasinya; dan menunjukkan pengakuan minimal bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk masalah ini, kadang-kadang sebagian besar. Lalu, seperti semua klien, mereka harus memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah itu dengan mengakui pemikiran mereka / perasaan dan pendekatan yang
cocok untuk perkembangan psikologis mereka. Akhirnya, setiap pengulangan ketidakcocokan pendekatan dari masa lalu perlu dihindari. Mengenai motivasi, asalkan ada kemauan untuk terlibat, motivasi perubahan sering dapat dikembangkan oleh konselor. Memang, kita akan mengatakan itu adalah tanggung jawab kita untuk dapat melakukan itu dan tidak menyalahkan klien untuk menjadi termotivasi ketika kita gagal dengan mereka. Dengan menjadi responsif terhadap keinginan klien dan menjadi mendukung tujuan mereka, asalkan mereka hukum dan moral, motivasi dapat ditingkatkan.