Placing little emphasis on the auth

Placing little emphasis on the author, the social context, or a text historical situation as a source for discovering a poem’s meaning., the New Critics also assert that a reader’s emotional response to the text is neither important nor equivalent to its interpretation. Such an error in judgement, called the Affective Fallacy, confuses what a poem is with what it does. If we derive our standard of criticism, say the New Critics, from he psychological effects of the poem, we are then left with impressionism or worse yet, relativism, believing that a poem has innumerable valid interpretations.
We can find the poem’s meaning by closely analyzing this structure, the New Critics believe that they have devised a methodology and a standart of excellence that we can apply to all poem to discover their correct meaning.
The poet’s chief concern, maintain the New Critics, is how meaning is achieved through the various and sometimes conflicting elements operating in the poem itself.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Menempatkan sedikit penekanan pada penulis, konteks sosial atau situasi sejarah teks sebagai sumber untuk menemukan sebuah puisi makna., kritikus baru juga menyatakan bahwa pembaca emosional teks itu tidak penting atau setara dengan maknanya. Kesalahan dalam penilaian, disebut kesalahan afektif, membingungkan apa adalah sebuah puisi dengan apa yang dilakukannya. Jika kami memperoleh standar kami kritik, mengatakan kritikus baru, dari dia efek psikologis dari puisi, kita kemudian ditinggalkan dengan impresionisme atau lebih buruk lagi, relativisme, percaya bahwa puisi yang telah tak terhitung interpretasi yang valid. Kita dapat menemukan arti puisi dengan cermat menganalisis struktur ini, para kritikus yang baru percaya bahwa mereka telah merancang metodologi dan standart keunggulan bahwa kita dapat berlaku untuk semua puisi untuk menemukan maknanya yang benar. Kekhawatiran utama penyair, mempertahankan kritikus baru, adalah bagaimana makna dicapai melalui berbagai dan unsur-unsur kadang-kadang saling bertentangan yang beroperasi di puisi itu sendiri.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Menempatkan sedikit penekanan pada penulis, konteks sosial, atau situasi historis teks sebagai sumber untuk menemukan makna puisi itu., Kritik Baru juga menegaskan bahwa respons emosional pembaca ke teks yang tidak penting atau setara dengan interpretasinya. Seperti kesalahan dalam penilaian, disebut Affective Kekeliruan, membingungkan apa puisi adalah dengan apa yang dilakukannya. Jika kita peroleh standar kami kritik, mengatakan Kritik Baru, dari dia efek psikologis dari puisi itu, kita kemudian ditinggalkan dengan impresionisme atau lebih buruk lagi, relativisme, percaya bahwa puisi memiliki interpretasi yang tak terhitung banyaknya valid.
Kita dapat menemukan makna puisi itu dengan erat menganalisis struktur ini, Critics New percaya bahwa mereka telah menemukan metodologi dan standart keunggulan yang bisa kita berlaku untuk semua puisi untuk menemukan makna yang benar.
Kepala Perhatian penyair, menjaga Kritik Baru, adalah bagaimana makna ini dicapai melalui berbagai dan kadang-kadang bertentangan elemen yang beroperasi di puisi itu sendiri.