Don’t tear it down, what’s left of

Don’t tear it down, what’s left of me.
Make my heart a better place.
As I listened to the haunting lyrics of yet another song from the playlist Austin had put on, I couldn’t help but feel a flicker of something within my chest. The last few days had been a blur, but one thing I had known was that Austin had been by my side.
Only in the small breaks in my deepest of depressions could I feel the touch of his hand, the stroke of his callused finger running down my cheek.
I couldn’t understand why he was here.
Can you still see the heart of me?
All my agony fades away,
When you hold me in your embrace.
The lyrics filtered to my brain like a musical message, and before I knew it, I felt a wetness slide down my cheek. I knew I was crying. Only thoughts of Austin could break through the voice’s high walls.
As I stared outside the window at the burning winter sun, the sight of white feathers caught my eye. A dove flew to the tree outside my window and perched on the branch.
It was beautiful.
It reminded me of Austin’s tattoo on his throat, of the dove I saw all those years ago when I was sectioned for the first time. The sight had always calmed me. The dove: the avian representation of love and peace.
Hearing the creak of the door to my room, I didn’t turn around, but soon smelled Austin’s scent of summer rain, that fresh, cool smell that was so uniquely him. Austin would sit beside me, holding my hand and touching my face. He would never say anything, would just sit beside me, cherishing me.
But this time was different.
A sound of something being placed on the food tray before me made my ears prick, and on a heavy sigh, I heard Austin leave me alone.
As I stared at the dove, it turned its head, almost as in encouragement to look down.
Lifting my weak hand, I managed to roll slightly to the side and saw my journal lying on the tray. It was open on a page, but I frowned when I realized the writing wasn’t mine.
Casting a glance to the shut door, I allowed myself to slowly pull the tray closer to me and began to read the intruding message in my most treasured possession…
 
Dear Lexi,
Dear Pix,
 
Where to begin?
I suppose I should start with an apology.
I have done wrong by you. So fucking wrong.
I left when you needed me most. I left you alone with the voice, knowing it was getting harder and harder for you each day. I thought by leaving you out of my fucked-up life, I could prevent you from being hurt. From falling back into his powerful arms. But all I did was crush you by making you feel unwanted… rejected, and that couldn’t be further from the truth.
My time with you over the past several months has been the most special of my life. After years of hiding in shame of who I was and where I was from, you accepted me for me, no pretenses, just me for me. I dream about you. I dream about you all the time. Dreams that, before you, I never would’ve ever thought possible.
And now you’re here, in this hell, and I can’t get through to you. I can’t get you to speak. Please, Pix, say something. Just something so I know you haven’t given up—on life, on your friends… on us.
I need you so much that I can’t breathe. Everything is wrong without you in my life. Talk to me. Come back to me. Fight the voice, for me. I will not say my good-byes to you too.
It’s funny. I used to look up at the stars and feel so small and unimportant. But I’ve come to realize that the only thing that can ever make you feel alive and important is the one person who takes you for you.
You once said that you wondered if the stars were looking down on us. Did they pity mankind for the fuck-ups we are? But now I see the truth. I now pity the stars. For as much as humans mess up time and time again, we also get to fall in love. We get to be with the other half of our soul, the one that makes us complete. All the stars get to do is watch from above, wishing it was them feeling this crushing yet liberating emotion.
I need you, Pix.
I need you so badly to come back to me… and when you do, I have those two words that I finally want to get off my chest.
So when you’re ready, look up. I am waiting for you, baby. I’ll always be there, waiting for you to return home.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Jangan meruntuhkannya, apa yang tersisa dari saya.
Membuat hati saya tempat yang lebih baik.
Seperti saya mendengarkan lirik menghantui belum lagu lain dari playlist Austin telah mengenakan, saya tidak bisa membantu tapi merasa secercah sesuatu dalam Dadaku. Beberapa hari terakhir telah kabur, tapi satu hal yang aku tahu adalah bahwa Austin telah sisiku.
Hanya dalam istirahat kecil di terdalam dari depresi bisa saya merasakan sentuhan tangannya, stroke jari berjalan kapalan nya pipi saya.
Saya tidak bisa mengerti mengapa dia ada di sini.
Dapatkah Anda masih melihat hati saya?
Semua penderitaan saya memudar,
Ketika Anda memegang saya dalam pelukan Anda.
Lirik disaring ke otak saya seperti pesan musik, dan sebelum Aku tahu itu, aku merasa slide basah di pipiku. Aku tahu aku menangis. Hanya pikiran Austin bisa menembus tembok tinggi suara itu.
Saat aku menatap luar jendela di matahari musim dingin membakar, melihat bulu putih tertangkap mata saya. Sebuah merpati terbang ke pohon di luar jendela saya dan bertengger di cabang.
Itu indah.
Itu mengingatkan saya tato Austin pada tenggorokannya, dari merpati aku melihat bertahun-tahun yang lalu ketika saya dipotong untuk pertama kalinya. Pemandangan itu selalu menenangkan saya. Burung merpati:. Representasi burung cinta dan perdamaian
Mendengar derit pintu kamar saya, saya tidak berbalik, tapi segera berbau aroma Austin hujan musim panas, yang segar, bau dingin yang begitu unik dia. Austin akan duduk di samping saya, memegang tangan saya dan menyentuh wajahku. Dia tidak akan pernah mengatakan apa-apa, akan hanya duduk di samping saya, menghargai saya.
Tapi kali ini berbeda.
Suara dari sesuatu yang ditempatkan di nampan makanan sebelum saya membuat telinga saya menusuk, dan napas berat, aku mendengar Austin tinggalkan aku sendiri .
Saat aku menatap burung merpati, ternyata kepalanya, hampir seperti dalam dorongan untuk melihat ke bawah.
Mengangkat tangan yang lemah, saya berhasil menggulung sedikit ke samping dan melihat jurnal saya berbaring di atas nampan. Itu terbuka pada halaman, tapi aku mengerutkan kening ketika saya menyadari tulisan itu bukan milikku.
Casting sekilas ke pintu tertutup, aku membiarkan diriku untuk perlahan-lahan tarik baki lebih dekat dengan saya dan mulai membaca pesan mengganggu di saya yang paling berharga kepemilikan ... Sayang Lexi, Sayang Pix, mana untuk memulai? Saya kira saya harus mulai dengan permintaan maaf. Saya telah melakukan kesalahan dengan Anda. Jadi sialan salah. Aku meninggalkan ketika sebagian Anda membutuhkan saya. Aku meninggalkan Anda sendirian dengan suara, mengetahui itu semakin sulit untuk Anda setiap hari. Saya pikir dengan meninggalkan Anda keluar dari hidup saya kacau, saya bisa mencegah Anda dari yang terluka. Jatuh kembali ke dalam pelukan yang kuat. Tapi semua saya lakukan adalah menghancurkan Anda dengan membuat Anda merasa tidak diinginkan ... ditolak, dan itu tidak bisa lebih jauh dari kebenaran. Waktu saya dengan Anda selama beberapa bulan terakhir telah menjadi yang paling istimewa dalam hidup saya. Setelah bertahun-tahun bersembunyi malu dari siapa aku dan di mana aku berasal dari, Anda menerima saya untuk saya, tidak ada kepura-puraan, hanya aku bagi saya. Aku bermimpi tentang Anda. Aku bermimpi tentang Anda sepanjang waktu. Mimpi itu, sebelum Anda, saya tidak akan pernah saya berpikir mungkin. Dan sekarang kau di sini, di neraka ini, dan saya tidak bisa melalui kepada Anda. Saya tidak bisa mendapatkan Anda untuk berbicara. Silakan, Pix, mengatakan sesuatu. Hanya sesuatu jadi saya tahu Anda tidak menyerah-hidup, pada teman-teman Anda ... pada kami. Aku ingin kau begitu banyak bahwa saya tidak bisa bernapas. Semuanya salah tanpa Anda dalam hidup saya. Berbicara kepada saya. Kembalilah pada saya. Melawan suara, bagi saya. Saya tidak akan mengatakan saya selamat tinggal kepada Anda juga. Ini lucu. Aku digunakan untuk melihat bintang-bintang dan merasa begitu kecil dan tidak penting. Tapi aku menyadari bahwa satu-satunya hal yang pernah bisa membuat Anda merasa hidup dan penting adalah salah satu orang yang membawa Anda untuk Anda. Anda pernah berkata bahwa Anda bertanya-tanya apakah bintang-bintang melihat ke bawah pada kami. Apakah mereka kasihan manusia untuk fuck-up kita? Tapi sekarang saya melihat kebenaran. Sekarang saya kasihan bintang. Sebanyak manusia mengacaukan waktu dan waktu lagi, kita juga bisa jatuh cinta. Kita bisa menjadi dengan bagian lain dari jiwa kita, salah satu yang membuat kita lengkap. Semua bintang bisa lakukan adalah menonton dari atas, berharap itu mereka merasa ini menghancurkan emosi belum membebaskan. Aku membutuhkanmu, Pix. Aku ingin kau begitu buruk untuk datang kembali ke saya ... dan ketika Anda melakukannya, saya harus dua kata yang Saya akhirnya ingin mendapatkan dari dada saya. Jadi, ketika Anda siap, melihat ke atas. Saya menunggu Anda, bayi. Aku akan selalu berada di sana, menunggu untuk Anda untuk kembali ke rumah.