However, being bold and assertive i

However, being bold and assertive is not the way to go, either. If women are feminine they are weak and untrusting, if they are too aggressive, they stir up negative reactions. If the speech of female politicians is aggressive and combative, the public is likely to perceive the person itself as being violent (Gidengil & Everitt, 2003). The gender- role expectations are highly confusing regarding this issue, but for women only. When a female violates the norms, her behavior is analyzed enhancing the negative. If a man doesn’t act according to the stereotypes, he suffers far less bad consequences, ‘because men’s claim to leadership is unquestioned’ (Gidengil & Everitt, 2003, 212). This also means that women are more likely to stick to the rules than men are, as far as politics are concerned.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Namun, menjadi berani dan tegas bukanlah cara untuk pergi, baik. Jika wanita feminin mereka lemah dan untrusting, jika mereka terlalu agresif, mereka membangkitkan reaksi negatif. Jika pidato politikus perempuan agresif dan agresif, publik cenderung melihat orang itu sendiri sebagai kekerasan (Gidengil & Everitt, 2003). Gender-peran harapan sangat membingungkan mengenai masalah ini, tetapi untuk perempuan saja. Ketika seorang wanita melanggar norma-norma, perilakunya dianalisis meningkatkan negatif. Jika manusia tidak bertindak menurut stereotip, ia menderita konsekuensi yang jauh lebih buruk, 'karena pria klaim kepemimpinan dipertanyakan' (Gidengil & Everitt, 2003, 212). Ini juga berarti bahwa perempuan lebih mungkin untuk tetap berpegang pada aturan daripada pria yang, sejauh menyangkut politik.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Namun, menjadi berani dan tegas bukan cara untuk pergi, baik. Jika perempuan feminin mereka lemah dan tak percaya, jika mereka terlalu agresif, mereka membangkitkan reaksi negatif. Jika pidato politisi perempuan agresif dan agresif, masyarakat cenderung menganggap orang itu sendiri sebagai kekerasan (Gidengil & Everitt, 2003). Harapan peran gender sangat membingungkan mengenai masalah ini, tetapi untuk perempuan saja. Ketika seorang perempuan melanggar norma-norma, perilakunya yang dianalisis meningkatkan negatif. Jika seorang pria tidak bertindak sesuai dengan stereotip, ia menderita jauh lebih sedikit konsekuensi buruk, 'karena klaim pria untuk kepemimpinan tidak diragukan lagi' (Gidengil & Everitt, 2003, 212). Ini juga berarti bahwa perempuan lebih mungkin untuk tetap berpegang pada aturan daripada pria yang, sejauh politik yang bersangkutan.