Should this trend of not guaranteei

Should this trend of not guaranteeing re-entry positions continue, it is likely to have an adverse impact on staff availability? The implicit message being sent to personnel is that an international assignment is a high-risk career strategy, which is a powerful deterrent for potential, high caliber expatriates. There is the added danger that the policy of non-guarantee of a re-entry position may serve to reinforce the career anxiety of expatriates currently on foreign assignments, thus affecting their adjustment, productivity, and commitment to the multinational. Marx found that for the German firms in her sample, “attracting people to go abroad” was the fourth most frequently reported problem. German HRM managers included “worry about missing out on career prospects whilst working abroad” as one of the barriers to mobility. Other European firms are reporting similar difficulties: Forty-eight percent of the European firms in the Price Waterhouse survey referred to above re-ported experiencing problems with attracting employees for international assignments. Among the reasons cited for this situation was “job security/availability upon repatriation.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Harus melanjutkan tren ini tidak menjamin posisi re-entry, kemungkinan untuk memiliki dampak negatif pada ketersediaan staf? Implisit pesan yang dikirim ke personil adalah bahwa tugas internasional strategi karir berisiko tinggi, yang merupakan penghalang kuat untuk ekspatriat potensial, tinggi kaliber. Ada bahaya ditambahkan bahwa kebijakan bebas-jaminan posisi re-entry dapat melayani untuk memperkuat kecemasan karir ekspatriat saat ini pada tugas-tugas Asing, sehingga mempengaruhi penyesuaian, produktivitas, dan komitmen untuk multinasional. Marx menemukan bahwa untuk perusahaan-perusahaan Jerman dalam sampel nya, "menarik orang untuk pergi ke luar negeri" adalah keempat paling sering melaporkan masalah. Jerman HRM manajer termasuk "khawatir tentang kehilangan pada prospek karir sementara bekerja di luar negeri" sebagai salah satu hambatan untuk mobilitas. Perusahaan-perusahaan Eropa lainnya melaporkan kesulitan serupa: empat puluh delapan persen dari perusahaan-perusahaan Eropa dalam survei harga Waterhouse merujuk diatas kembali porting mengalami masalah dengan menarik karyawan untuk tugas internasional. Di antara alasan-alasan yang dikutip untuk situasi ini adalah "pekerjaan keamanan/ketersediaan saat pemulangan."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Harus tren ini tidak menjamin posisi re-entry terus, kemungkinan untuk memiliki dampak buruk pada ketersediaan staf? Implisit pesan yang dikirim ke personil yang tugas internasional adalah strategi karir berisiko tinggi, yang merupakan pencegah yang kuat untuk potensial, ekspatriat kaliber tinggi. Ada bahaya menambahkan bahwa kebijakan non-jaminan posisi masuk kembali dapat berfungsi untuk memperkuat kecemasan karir ekspatriat saat ini tugas asing, sehingga mempengaruhi penyesuaian mereka, produktivitas, dan komitmen terhadap multinasional. Marx menemukan bahwa untuk perusahaan Jerman di sampel nya, "menarik orang-orang untuk pergi ke luar negeri" adalah masalah yang paling sering dilaporkan keempat. Manajer HRM Jerman termasuk "khawatir kehilangan prospek karir sementara bekerja di luar negeri" sebagai salah satu hambatan untuk mobilitas. Perusahaan Eropa lainnya melaporkan kesulitan yang sama: Empat puluh delapan persen dari perusahaan-perusahaan Eropa dalam survei Price Waterhouse sebut di atas re-porting mengalami masalah dengan menarik karyawan untuk tugas internasional. Di antara alasan dikutip untuk situasi ini adalah "keamanan kerja / ketersediaan sewaktu repatriasi."