Humanistic social work sees perspec

Humanistic social work sees perspectives such as cognitive-behavioral therapy (CBT) as being too technical and agency practice as often too bureaucratic. This critique reasserts the importance of believing in the capacity of human beings to improve themselves, which many see as central to social work. So emphasizing the humanity of the objectives and ideals of social work is a counterpotition that rejects overtechnical practice. It seeks to re-establish the focus of social work as empowering and liberating rather than problem solving in character. Humanistic practice also questions critical, social change views of social work by its focus on exploring, understanding and coming to terms with human experience, rather than resisting adverse social forces. Nevertheless, existentialism particularly relates to critical theory in its concern about alienation. Humanistic ideas, however, explain and approach alienation differently by exploring and understanding the experiences that connect alienation with wider life experiences, while critical theory interprets alienation as a social failure.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Humanistik kerja sosial melihat perspektif seperti terapi perilaku kognitif (CBT) sebagai terlalu teknis dan badan praktek sebagai sering terlalu birokrasi. Kritik ini reasserts pentingnya percaya dalam kemampuan manusia untuk memperbaiki diri, yang banyak melihat sebagai pusat pekerjaan sosial. Jadi menekankan kemanusiaan tujuan dan cita-cita kerja sosial adalah counterpotition yang menolak praktek overtechnical. Ini berusaha untuk membangun kembali fokus kerja sosial serta memberdayakan membebaskan daripada pemecahan masalah dalam karakter. Praktik humanistik juga pertanyaan kritis, sosial Ubah pemandangan kerja sosial oleh fokus pada menjelajahi, pemahaman dan datang untuk berdamai dengan pengalaman manusia, daripada melawan kekuatan sosial yang merugikan. Namun demikian, eksistensialisme khususnya berhubungan dengan teori kritis di keprihatinannya tentang keterasingan. Ide-ide kemanusiaan, bagaimanapun, menjelaskan dan pendekatan keterasingan berbeda dengan mengeksplorasi dan memahami pengalaman yang menghubungkan keterasingan dengan pengalaman hidup yang lebih luas, sementara teori kritis menafsirkan keterasingan sebagai kegagalan sosial.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pekerjaan sosial humanistik melihat perspektif seperti terapi kognitif-perilaku (CBT) sebagai terlalu teknis dan praktek lembaga sesering terlalu birokratis. Kritik ini menegaskan kembali pentingnya percaya pada kemampuan manusia untuk memperbaiki diri, yang banyak dilihat sebagai pusat kerja sosial. Jadi menekankan kemanusiaan tujuan dan cita-cita pekerjaan sosial adalah counterpotition yang menolak praktek overtechnical. Ini berusaha untuk membangun kembali fokus pekerjaan sosial sebagai memberdayakan dan membebaskan daripada pemecahan masalah dalam karakter. Praktek humanistik juga mempertanyakan, pandangan perubahan sosial kritis pekerjaan sosial dengan fokus pada eksplorasi, pemahaman dan datang untuk berdamai dengan pengalaman manusia, bukan menolak kekuatan sosial yang merugikan. Namun demikian, eksistensialisme terutama berkaitan dengan teori kritis dalam keprihatinannya tentang keterasingan. Ide humanistik, bagaimanapun, menjelaskan dan pendekatan keterasingan berbeda dengan menjelajahi dan memahami pengalaman yang menghubungkan keterasingan dengan pengalaman hidup yang lebih luas, sementara teori kritis menafsirkan keterasingan sebagai kegagalan sosial.