I looked at Travis and grinned. “We

I looked at Travis and grinned. “We’re going to swing by
the sushi place before we go to Red.”
America’s smile spanned from one side of her face to
the other. “Shep!” she cried, scampering into the bathroom.
“We’re going out tonight!”
I was the last one in the shower, so Shepley, America
and Travis were impatiently standing by the door when I
stepped out of the bathroom in a black dress and hot pink
heels.
America whistled. “Hot damn, Mama!”
I smiled in appreciation, and Travis held out his hand.
“Nice legs.”
“Did I mention that it’s a magic razor?”
“I don’t think it’s the razor,” he smiled, pulling me out
the door.
We were far too loud and obnoxious in the sushi bar,
and had already had a night’s worth to drink before we
stepped foot in The Red Door. Shepley pulled into the
parking lot, taking time to find a space.
“Sometime tonight, Shep,” America muttered.
“Hey. I have to find a wide space. I don’t want some
drunken idiot dinging the paint.”
Once we parked, Travis leaned the seat forward and
helped me out. “I meant to ask you about your ID’s. They’re
flawless. You didn’t get them around here.”
“Yeah, we’ve had them for awhile. It was necessary…in
Wichita,” I said.
“Necessary?” Travis asked.
“It’s a good thing you have connections,” America said.
She hiccupped and covered her mouth, giggling.
“Dear God, woman,” Shepley said, holding America’s
arm as she awkwardly stepped along the gravel. “I think
you’re already done for the night.”
Travis made a face. “What are you talking about,
Mare? What connections?”
“Abby has some old friends that—,”
“They’re fake ID’s, Trav,” I interrupted. “You have to
know the right people if you want them done right,
right?”
America purposefully looked away from Travis, and I
waited.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Aku memandang Travis dan tersenyum. "Kita akan mampirsushi tempat sebelum kita pergi ke merah."Senyum Amerika yang membentang dari satu sisi wajahnya keyang lain. "Shep!" dia berseru, Pandangi ke kamar mandi."Kami akan keluar malam ini!"Aku adalah orang yang terakhir di shower, begitu Todmorden, Amerikadan Travis sabar berdiri di pintu ketika sayamelangkah keluar dari kamar mandi dalam gaun hitam dan merah muda panastumit.America bersiul. "Hot sialan, Mama!"Aku tersenyum di apresiasi, dan Travis mengulurkan tangan-Nya."Kaki bagus.""Apakah saya menyebutkan bahwa itu adalah pisau cukur sihir?""Saya tidak berpikir itu adalah pisau cukur," Dia tersenyum, menarik saya keluarpintu.Kami adalah terlalu keras dan menjengkelkan di sushi bar,dan sudah punya malam yang layak untuk minum sebelum kamimelangkah kaki dalam The Red Door. Todmorden ditarik ke dalamParkir, meluangkan waktu untuk menemukan ruang."Kadang-kadang malam ini, Shep," Amerika bergumam."Hei. Saya harus menemukan ruang yang luas. Saya tidak ingin beberapamabuk idiot dinging cat."Setelah kami parkir, Travis bersandar kursi ke depan danmembantu saya keluar. "Aku bermaksud untuk bertanya tentang Anda id Merekasempurna. Anda tidak mendapatkan mereka di sini.""Ya, kami punya mereka untuk sementara. Itu perlu...Wichita,"kataku."Perlu?" Travis bertanya."Itu adalah hal yang baik Anda memiliki sambungan," kata Amerika.Dia hiccupped dan ditutupi mulutnya, cekikikan."Ya Tuhan, wanita," Todmorden berkata, memegang di Amerikalengan seperti ia canggung melangkah sepanjang kerikil. "Saya pikirAnda sudah selesai untuk malam."Travis membuat wajah. "Apa yang Anda bicarakan,Mare? Apa koneksi?""Abby telah beberapa teman lama yang —,""Mereka sedang palsu id, Trav," Aku terganggu. "Anda harustahu orang yang tepat jika Anda ingin mereka dilakukan dengan benar,benar?"Amerika yang sengaja mencari dari Travis dan sayamenunggu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aku menatap Travis dan menyeringai. "Kita akan mampir
tempat sushi sebelum kita pergi ke Red."
Senyum Amerika membentang dari satu sisi wajahnya
yang lain. "Shep!" Serunya, berlari ke kamar mandi.
"Kita akan keluar malam ini!"
Aku adalah yang terakhir di kamar mandi, sehingga Shepley, Amerika
dan Travis yang sabar berdiri di dekat pintu ketika aku
melangkah keluar dari kamar mandi di gaun hitam dan pink
heels.
Amerika bersiul. "Hot sialan, Mama!"
Aku tersenyum di apresiasi, dan Travis mengulurkan tangannya.
"Nice kaki."
"Apakah saya menyebutkan bahwa itu adalah pisau cukur sihir?"
"Saya tidak berpikir itu pisau cukur," dia tersenyum, menarik saya keluar
pintu.
Kami terlalu keras dan menjengkelkan di bar sushi,
dan sudah memiliki layak malam untuk minum sebelum kita
melangkah kaki di The Red Door. Shepley menarik ke
tempat parkir, mengambil waktu untuk menemukan ruang.
"Beberapa waktu malam, Shep," gumam Amerika.
"Hei. Aku harus menemukan ruang yang luas. Saya tidak ingin beberapa
orang idiot mabuk dinging cat.
"Setelah kami parkir, Travis bersandar kursi depan dan
membantu saya keluar. "Aku bermaksud untuk bertanya tentang ID Anda. Mereka
sempurna. Anda tidak mendapatkan mereka di sini.
"" Ya, kami sudah mereka untuk sementara. Hal itu perlu ... di
Wichita, "kata
saya." Diperlukan? "Tanya
Travis." Ini hal yang baik Anda memiliki koneksi, "kata Amerika.
Dia cegukan dan menutupi mulutnya,
tertawa." Ya Tuhan, wanita, "kata Shepley, memegang Amerika
lengan saat ia canggung melangkah bersama kerikil. "Saya pikir
Anda sudah selesai untuk malam."
Travis membuat wajah. "Apa yang Anda bicarakan,
Mare? Koneksi apa?
"" Abby memiliki beberapa teman lama bahwa-,
"" Mereka ID palsu itu, Trav, "aku menyela. "Anda harus
tahu orang yang tepat jika Anda ingin mereka dilakukan dengan benar,
kan?"
Amerika sengaja memalingkan muka dari Travis, dan aku
menunggu.