Isabella faces a hard deadline. She

Isabella faces a hard deadline. She has to finish a major presentation to her board, and it's due next week. She is stuck. She is trying to work, trying to finish the presentation on time, but she finds herself distracted by almost everything-cleaning, checking her e-mail, reorganizing her files. She is doing everything but working on her presentation. Each time she sits down to work, a wave of panic hits her and horrible images flood her mind. She imagines the projector not working, spilling her coffee, becoming tongue tied. Mostly, though, she pictures the members of the board ripping her to shreds. She imagines them seated at the boardroom table, the room darkened. They look stern, intimidating. She sees herself up in front of them, fumbling through her presentation, while they sit with arms crossed and shake their heads disapprovingly. And to top it all off, Isabella imagines at the and of her talk that the president of the board will simply say,

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Isabella menghadap batas waktu yang keras. Dia harus menyelesaikan presentasi utama ke papan nya, dan itu karena minggu depan. Ia terjebak. Dia sedang mencoba untuk bekerja, berusaha menyelesaikan presentasi tentang waktu, tapi dia menemukan dirinya terganggu oleh hampir segala sesuatu-cleaning, memeriksa e-mail, reorganisasi file nya. Dia melakukan segala sesuatu tetapi bekerja dalam presentasinya. Setiap kali ia duduk ke bawah untuk bekerja, gelombang panik hits dia dan gambar mengerikan banjir pikirannya. Dia membayangkan proyektor tidak bekerja, menumpahkan kopi, menjadi lidah terikat. Sebagian besar, meskipun, dia menggambarkan anggota Dewan ripping dia cabik. Dia membayangkan mereka duduk di ruang meja, Kamar yang gelap. Mereka tampak keras, mengintimidasi. Dia melihat dirinya sampai di depan mereka, meraba-raba melalui presentasinya, sementara mereka duduk dengan lengan menyeberangi dan menggeleng-gelengkan kepala disapprovingly. Dan untuk melengkapi semua ini, Isabella membayangkan dan berbicara itu Presiden Dewan akan hanya mengatakan,

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Isabella menghadapi tenggat waktu keras. Dia harus menyelesaikan presentasi besar untuk papan nya, dan itu karena minggu depan. Dia terjebak. Dia mencoba untuk bekerja, berusaha untuk menyelesaikan presentasi pada waktu, tetapi dia menemukan dirinya terganggu oleh hampir semua pembersihan, memeriksa e-mail-nya, reorganisasi file-nya. Dia melakukan segala sesuatu tetapi bekerja pada presentasinya. Setiap kali dia duduk untuk bekerja, gelombang kepanikan hits-nya dan gambar mengerikan membanjiri pikirannya. Dia membayangkan proyektor tidak bekerja, menumpahkan kopinya, menjadi lidah terikat. Sebagian besar, meskipun, dia menggambarkan para anggota dewan merobek dia untuk cabik. Dia membayangkan mereka duduk di meja rapat, ruang gelap. Mereka tampak tegas, mengintimidasi. Dia melihat dirinya di depan mereka, meraba-raba melalui presentasinya, sementara mereka duduk dengan lengan disilangkan dan menggelengkan kepala mereka setuju. Dan untuk melengkapi semua, Isabella membayangkan di dan dari pembicaraan bahwa presiden dewan hanya akan mengatakan,