International joint venture (IJV) h

International joint venture (IJV) has been one of the most popular modes of entry to the China market for foreign companies since the 1980s (Luo 2002). However, the impact of cultural difference on TJV is one of the biggest difficulties that should be overcome by local, foreign parent firms, and IJV general managers. IJV performance has been found more difficult to achieve in developing countries than in developed countries (Lccraw 1983, Schaan and Beamish 1988). It implies that the criteria of evaluating performance should be different in developing countries

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Usaha bersama internasional (IJV) telah menjadi salah satu mode paling populer masuk ke pasar Cina untuk perusahaan asing sejak 1980-an (Luo 2002). Namun, dampak budaya perbedaan pada TJV adalah salah satu kesulitan terbesar yang harus diatasi oleh perusahaan induk lokal, Asing, dan Manajer Umum IJV. Kinerja IJV telah ditemukan lebih sulit untuk dicapai di negara berkembang daripada negara-negara maju (Lccraw 1983, Schaan dan Beamish 1988). Ini menyiratkan bahwa kriteria evaluasi kinerja harus berbeda di negara-negara berkembang

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Patungan International (IJV) telah menjadi salah satu cara yang paling populer masuk ke pasar China bagi perusahaan asing sejak 1980-an (Luo 2002). Namun, dampak dari perbedaan budaya di TJV adalah salah satu kesulitan terbesar yang harus diatasi dengan lokal, perusahaan induk asing, dan IJV manajer umum. Kinerja IJV telah ditemukan lebih sulit untuk dicapai di negara berkembang dibandingkan di negara maju (Lccraw 1983, Schaan dan Beamish 1988). Ini menyiratkan bahwa kriteria evaluasi kinerja harus berbeda di negara-negara berkembang