Th e school counselor was sitt ing

Th e school counselor was sitt ing alone at his desk when Paul stormed into his offi ce.
He had known Paul for about a year. Paul was a high school sophomore—a bright,
angry nonconformist who was working hard at fi nding himself and oft en suff ered
in the process. For example, the other boys in his school wore blue jeans and sneakers,
while he wore black jeans and work boots. Other boys wore their hair short to
medium, but he wore his long. Th e following dialogue is an accurate recollection of
their conversation (Glaser & Kirschenbaum, 1980, p. 571).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Th e konselor sekolah adalah sitt ing sendirian di mejanya ketika Paulus menyerbu ke dalam offi nya ce.Ia tahu Paulus untuk sekitar satu tahun. Paulus adalah seorang mahasiswa sekolah tinggi-cerah,umumnya marah yang bekerja keras di fi nding dirinya dan sering en suff menerbitkan suatudalam proses. Misalnya, anak-anak lain di sekolah mengenakan blue jeans dan sepatu kets,Sementara ia mengenakan hitam jeans dan sepatu bot kerja. Anak-anak lain memakai rambut mereka pendek untukMedia, tapi ia mengenakan panjang nya. Th e mengikuti dialog adalah ingatan akuratpercakapan mereka (Glaser & Kirschenbaum, 1980, ms. 571).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Konselor e sekolah Th sitt ing sendirian di mejanya ketika Paul menyerbu ke ce pejabat itu.
Dia tahu Paul selama sekitar satu tahun. Paul adalah seorang mahasiswa-a, terang SMA
nonkonformis marah yang bekerja keras fi nding dirinya dan sering en suff ered
dalam proses. Misalnya, anak-anak lain di sekolahnya mengenakan blue jeans dan sepatu kets,
sementara ia mengenakan jins dan sepatu bot hitam. Anak-anak lain memakai rambut mereka pendek ke
menengah, tapi dia mengenakan panjang. Th e mengikuti dialog adalah ingatan akurat dari
percakapan mereka (Glaser & Kirschenbaum, 1980, hal. 571).