There are at least three reasons wh

There are at least three reasons why lowballing works.
While the customer’s decision to buy is certainly reversible, a commitment of sorts does exist. In the world of high-pressure sales, even temporary illusion can have powerful consequences.
The feeling of commitment triggered the anticipation of an exciting event: driving out with a new car. To have had the anticipated event thwarted (by not going ahead with the deal) would have produced dissonance and disappointment.
Although the final price is substantially higher than the customer thought it would be, it is probably only slightly higher than the price at another dealership. Under these circumstances, the customer in effect says, “Oh, what the heck. I’m here, I’ve already filled out the forms, I’ve written out the check—why wait?”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ada setidaknya tiga alasan mengapa lowballing bekerja. Sementara pelanggan keputusan untuk membeli pasti reversibel, komitmen semacam ada. Di dunia penjualan bertekanan tinggi, bahkan sementara ilusi dapat memiliki konsekuensi yang kuat. Rasa komitmen dipicu antisipasi acara yang menarik: mengemudi keluar dengan mobil baru. Telah memiliki acara diantisipasi digagalkan (dengan tidak akan maju dengan kesepakatan) akan telah menghasilkan disonansi dan kekecewaan.Meskipun harga akhir secara substansial lebih tinggi dari pelanggan pikir itu akan, hal ini mungkin hanya sedikit lebih tinggi daripada harga di dealer lain. Dalam keadaan ini, nasabah pada dasarnya berkata, "Oh, apa sih. Aku di sini, saya telah diisi bentuk, aku sudah menulis cek-mengapa menunggu? "

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Setidaknya ada tiga alasan mengapa lowballing karya.
Sementara keputusan pelanggan untuk membeli tentu reversibel, komitmen macam-benar ada. Dalam dunia penjualan tekanan tinggi, bahkan ilusi sementara dapat memiliki konsekuensi yang kuat.
Perasaan komitmen memicu antisipasi acara menarik: mengemudi dengan mobil baru. Untuk memiliki acara diantisipasi digagalkan (dengan tidak pergi ke depan dengan kesepakatan) akan menghasilkan disonansi dan kekecewaan.
Meskipun harga akhir secara substansial lebih tinggi dari pelanggan pikir itu akan, itu mungkin hanya sedikit lebih tinggi dari harga di dealer lain . Dalam keadaan ini, pelanggan yang berlaku mengatakan, "Oh, apa sih. Aku di sini, aku sudah mengisi formulir, saya telah menulis cek-mengapa menunggu? "