Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Legenda Putri Loro Jonggrang Sekali waktu di pulau Jawa, terutama di Prambanan, ada dua kerajaan Hindu, Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging ini makmur dan kaya raya yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang bernama Prabu Damar Moyo yang memiliki seorang putra yang bernama Raden Bandung Bondowoso. Kraton Boko adalah bagian dari yurisdiksi Pengging Raya yang dipimpin oleh seorang raja kejam itu bukan manusia tetapi raksasa yang pemakan manusia, yang bernama Prabu Boko. Namun, Prabu Boko memiliki seorang putri yang sangat cantik, bernama putri Loro Jonggrang. Prabu Boko juga memiliki seorang pendeta yang bernama Patih Gupolo yang adalah raksasa juga. Prabu Boko memiliki keinginan untuk memberontak dan memiliki kontrol atas Pengging Raya. Oleh karena itu, bersama-sama dengan Patih Boko, mereka berkumpul kuasa oleh laki-laki pelatihan untuk menjadi prajurit dan barang-barang yang dikumpulkan dari orang-orang sipil sebagai ketentuan. Setelah cukup persiapan, Prabu Boko dan semua tentara pergi ke kerajaan Pengging untuk pemberontakan. Kemudian perang antara Pengging dan Boko prajurit terjadi di Pengging Raya. Banyak prajurit meninggal dari kedua belah pihak. Orang-orang Pengging menjadi miskin dan menderita kelaparan.Mengetahui bahwa umat-Nya yang menderita dan ada banyak tentara yang meninggal, Prabu Damar Moyo mengutus Anak-Nya, Raden Bandung Bondowoso untuk pertempuran dengan Prabu Boko. Ghting antara Raden Bandung Bondowoso dan Prabu Boko sangat sangat marah. Karena kekuatan Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko dapat dikalahkan, dan kemudian meninggal. Ketika Patih Gupalo menemukan bahwa raja mati, ia melarikan diri dari pertempuran. Raden Bandung Bondowoso mengejarnya ke Kraton Boko. Setelah ia tiba di Kraton Boko, Patih Gupalo dilaporkan kepada putri Loro Jonggrang yang ayahnya meninggal dalam pertempuran, bahwa dia dibunuh oleh seorang kesatria Pengging yang bernama Raden Bandung Bondowoso.Kemudian sang putri menangis, ia adalah sangat sedih karena kematian ayahnya. Raden Bandung Bondowoso nally tiba di Kraton Boko. Dia terkejut ketika ia melihat putri Loro Jonggrang, dia sangat cantik sehingga ia mengusulkan menjadi istrinya. Namun, putri Loro Jonggrang tidak ingin menikah Raden Bandung Bondowoso karena ia membunuh ayahnya. Menolak proposal, putri Loro Jonggrang memiliki strategi. Dia punya dua permintaan yang harus ful lled oleh Raden Bandung Bondowoso sehingga dia setuju untuk menikah dengannya. Pertama, dia memintanya untuk membuat Jalatunda juga. Kemudian, dia memintanya untuk membuat 1000 Candi dalam satu malam. Raden Bandung Bondowoso menerima permintaan. Segera ia mulai membuat Jalatunda baik dan meminta putri Loro Jonggrang untuk melihatnya. Kemudian, putri Loro Jonggrang meminta Raden Bandung Bondowoso untuk pergi ke dalam sumur, dan setelah dia memerintahkan Patih Gupolo untuk menumpuk sumur dengan batu. Putri Loro Jonggrang dan Patih Gupolo berpikir bahwa Raden Bandung Bondowoso sudah meninggal di dalam sumur. Namun, Raden Bandung Bondowoso itu masih hidup. Ia melakukan semedi dan nally dia bisa keluar dari sumur dengan selamat. Raden Bandung Bondowoso was very angry with Princess Loro Jonggrang. However, because of her beauty, he soon forgot about his anger. After that, Princess Loro Jonggrang asked Raden Bandung Bondowoso to do the second request which was to make 1000 temples in one night. Therefore Raden Bandung Bondowoso commanded genies to make the temples immediately. However Princess Loro Jonggrang intended to foil his effort to make the temples. She ordered the girls to pound and burn stubbles, so that the sky looked bright as if the morning had come. That made the cocks crow loudly. Hearing the cocks crowing, people pounding rice, and seeing the brightness in the east, the genies stopped making temples. Genies reported to Raden Bandung Bondowoso that they could not continue building the temples because the morning had come. Raden Bandung Bondowoso got the feeling that the morning had not come yet. He asked Princess Loro Jonggrang to count the amount of the temples. The total was only 999 temples, so there was still 1 temple left. Therefore, Princess Loro Jonggrang refused to marry Raden Bandung Bondowoso. Feeling deceived, Raden Bandung Bondowoso was very angry and cursed her, “Loro Jonggrang, there is only 1 temple left, let you be the one to make it complete”. It was a miracle that suddenly Princess Loro Jonggrang transformed to a stone statue. Until today, the stone statue of Princess Loro Jonggrang is still in Candi Prambanan and Raden Bandung Bondowoso cursed the girls around Prambanan area to become old virgins because they helped Princess Loro Jonggrang. Based on what is believed by old people, the couple who are dating in Prambanan temple will break up.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
