we compare the propensity of manage

we compare the propensity of managers from low creditor rights countries to omit dividend payments relative to managers from high creditor rights countries. The substitute hypothesis suggests that managers from low creditor rights countries will be more likely to omit dividend payments whenever debt repayments are in jeopardy. Second, we examine the interaction between creditor rights and credit quality. The manager of a high credit-quality firm has less need to use restrictive dividend payouts as an alternative governance mechanism (i.e., as a substitute for weak creditor rights). We
therefore expect that high credit quality will reduce the importance of creditor rights on dividend payouts. And third, we analyze the interaction between creditor rights

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kami membandingkan kecenderungan manajer dari negara-negara hak-hak kreditor yang rendah untuk menghilangkan pembayaran dividen relatif terhadap manajer dari negara-negara hak-hak kreditor yang tinggi. Hipotesis pengganti menunjukkan bahwa manajer dari negara-negara hak-hak kreditor yang rendah akan lebih mungkin untuk menghilangkan pembayaran dividen setiap kali pembayaran hutang berada dalam bahaya. Kedua, kita mengkaji interaksi antara hak-hak kreditor dan kualitas kredit. Manajer perusahaan kredit berkualitas tinggi memiliki kurang perlu menggunakan pembayaran dividen ketat sebagai mekanisme alternatif pemerintahan (misalnya, sebagai pengganti untuk hak-hak kreditor yang lemah). Kamioleh karena itu berharap bahwa kualitas tinggi kredit akan mengurangi pentingnya hak-hak kreditor pada pembayaran dividen. Dan ketiga, kita menganalisis interaksi antara hak-hak kreditur

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

kita membandingkan kecenderungan manajer dari negara hak kreditur rendah untuk menghilangkan pembayaran dividen relatif terhadap manajer dari kreditur tinggi negara hak. Hipotesis pengganti menunjukkan bahwa manajer dari negara hak kreditur rendah akan lebih mungkin untuk menghilangkan pembayaran dividen setiap kali pembayaran utang yang dalam bahaya. Kedua, kita meneliti interaksi antara hak kreditur dan kualitas kredit. Manajer perusahaan-kualitas kredit tinggi memiliki kurang perlu untuk menggunakan pembayaran dividen ketat sebagai mekanisme governance alternatif (yaitu, sebagai pengganti hak kreditur lemah). Kami
Oleh karena itu berharap bahwa kualitas kredit yang tinggi akan mengurangi pentingnya hak kreditur atas pembayaran dividen. Dan ketiga, kami menganalisis interaksi antara hak kreditur