beautiful flowers of all."One winte

beautiful flowers of all."
One winter morning he looked out of his window as he was dressing.
He did not hate the Winter now, for he knew that it was merely the
Spring asleep, and that the flowers were resting.
Suddenly he rubbed his eyes in wonder, and looked and looked. It
certainly was a marvellous sight. In the farthest corner of the
garden was a tree quite covered with lovely white blossoms. Its
branches were all golden, and silver fruit hung down from them, and
underneath it stood the little boy he had loved.
Downstairs ran the Giant in great joy, and out into the garden. He
hastened across the grass, and came near to the child. And when he
came quite close his face grew red with anger, and he said, "Who
hath dared to wound thee?" For on the palms of the child's hands
were the prints of two nails, and the prints of two nails were on
the little feet.
"Who hath dared to wound thee?" cried the Giant; "tell me, that I
may take my big sword and slay him."
"Nay!" answered the child; "but these are the wounds of Love."
"Who art thou?" said the Giant, and a strange awe fell on him, and
he knelt before the little child.
And the child smiled on the Giant, and said to him, "You let me
play once in your garden, to-day you shall come with me to my
garden, which is Paradise."
And when the children ran in that afternoon, they found the Giant
lying dead under the tree, all covered with white blossoms.
THE DEVOTED FRIEND
One morning the old Water-rat put his head out of his hole. He had
bright beady eyes and stiff grey whiskers and his tail was like a
long bit of black india-rubber. The little ducks were swimming
about in the pond, looking just like a lot of yellow canaries, and
their mother, who was pure white with real red legs, was trying to
teach them how to stand on their heads in the water.
"You will never be in the best society unless you can stand on your
heads," she kept saying to them; and every now and then she showed
them how it was done. But the little ducks paid no attention to
her. They were so young that they did not know what an advantage
it is to be in society at all.
"What disobedient children!" cried the old Water-rat; "they really
deserve to be drowned."
"Nothing of the kind," answered the Duck, "every one must make a

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

bunga-bunga indah semua."Suatu pagi musim dingin ia memandang ke luar jendela ketika dia berpakaian.Dia tidak membenci musim dingin sekarang, sebab ia tahu bahwa itu hanyaMusim semi tertidur, dan bahwa bunga beristirahat.Tiba-tiba dia menggosok matanya di heran, dan melihat dan melihat. ItuTentu saja adalah pemandangan yang mengagumkan. Di sudut terjauh dariTaman adalah sebuah pohon yang cukup ditutupi dengan bunga-bunga putih yang indah. Nyacabang-cabang itu semua emas, dan perak buah tergantung dari mereka, dandi bawahnya itu berdiri dia anak kecil.Lantai bawah berlari raksasa dalam kegembiraan, dan keluar ke taman. Iabergegas melintasi rumput, dan datang dekat dengan anak. Dan ketika iadatang cukup dekat wajahnya bertambah merah dengan kemarahan, dan dia berkata, "siapaSiapakah berani luka engkau?" Untuk pada telapak tangan anakcetakan dua kuku, dan cetakan dua kuku padakaki kecil."Yang telah berani untuk luka engkau?" menangis raksasa; "katakan padaku, bahwa akumungkin mengambil pedang-Ku yang besar dan ia dibunuh.""Nay!" jawab anak; "tapi ini adalah luka-luka cinta.""Yang engkau?" kata raksasa, dan kekaguman aneh jatuh padanya, dania berlutut anak kecil.Anak tersenyum pada raksasa dan berkata kepadanya, "Anda beritahu sayaBermain sekali di kebun Anda, sampai hari Anda akan datang dengan saya untuk sayaTaman, yang merupakan surga."Dan ketika anak-anak berlari di sore itu, mereka menemukan raksasaberbaring mati di bawah pohon, semua ditutupi dengan bunga-bunga putih.TEMAN YANG SETIASuatu pagi tikus-air tua meletakkan kepalanya keluar dari lubang. Iamata seperti manik-manik yang terang dan kumis abu-abu yang kaku dan ekornya adalah sepertilama sedikit karet hitam. Itik-itik kecil berenangtentang di kolam, tampak seperti banyak burung kenari kuning, danibu mereka, yang murni putih dengan kaki-kaki merahnya, mencoba untukmengajar mereka bagaimana untuk menegakkan kepala mereka di dalam air."Anda tidak akan pernah menjadi yang baik di masyarakat kecuali Anda dapat berdiri di Andakepala,"dia terus mengatakan kepada mereka; dan setiap sekarang dan kemudian ia memperlihatkanmereka bagaimana hal itu dilakukan. Tapi sedikit itik tidak ada yang memperhatikannya. Mereka masih begitu muda bahwa mereka tidak tahu apa keuntunganIanya harus dalam masyarakat sama sekali."Alangkah nakalnya anak!" seru tikus-air tua; "mereka benar-benarlayak untuk tenggelam.""Tidak ada dari sekali," jawab ibu angsa, "setiap orang

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

bunga-bunga indah dari semua. "
Satu musim dingin pagi ia melihat keluar dari jendela karena ia berpakaian.
Dia tidak membenci musim dingin sekarang, karena ia tahu bahwa itu hanyalah
semi tidur, dan bahwa bunga beristirahat.
Tiba-tiba ia mengusap nya mata heran, dan melihat dan melihat. Ini
tentu adalah pemandangan yang luar biasa. Di sudut terjauh dari
taman adalah pohon cukup ditutupi dengan bunga putih yang indah. Its
cabang semua emas, perak dan buah menjuntai dari mereka, dan
di bawahnya berdiri anak kecil ia cintai.
Lantai bawah berlari Giant dalam sukacita yang besar, dan keluar ke kebun. Dia
bergegas melintasi rumput, dan datang dekat dengan anak. Dan ketika ia
datang cukup dekat wajahnya tumbuh merah karena marah, dan ia mengatakan, "Siapa yang
Maha berani luka engkau? "Untuk di telapak tangan anak
adalah cetakan dari dua kuku, dan cetakan dari dua kuku berada di
kaki kecil.
"Siapakah yang telah berani luka engkau?" teriak raksasa itu ; "memberitahu saya, bahwa saya
dapat mengambil pedang besar saya dan membunuhnya. "
"Nay" jawab anak; "!. tetapi ini adalah luka Cinta"
"? Siapakah engkau" kata Raksasa, dan kagum aneh jatuh pada dirinya, dan
ia berlutut di depan anak kecil.
Dan anak tersenyum pada raksasa, dan berkata kepadanya, "Kau membiarkan aku
bermain sekali di kebun Anda, untuk hari Anda akan datang dengan saya untuk saya
taman, yang adalah surga. "
Dan ketika anak-anak berlari di sore itu, mereka menemukan raksasa
tergeletak mati di bawah pohon, semua ditutupi dengan bunga putih.
THE teman setia
Suatu pagi yang lama Air-tikus meletakkan kepalanya keluar dari lubangnya. Dia memiliki
mata bulat bercahaya, kumis abu-abu kaku dan ekornya itu seperti
sedikit panjang hitam india-karet. Bebek sedikit berenang
tentang di kolam, tampak seperti banyak burung kenari kuning, dan
ibu mereka, yang murni putih dengan kaki merah nyata, mencoba untuk
mengajar mereka bagaimana untuk berdiri di atas kepala mereka di dalam air.
"Anda akan tidak pernah berada dalam masyarakat terbaik kecuali jika Anda dapat berdiri di atas
kepala, "dia terus mengatakan kepada mereka; dan setiap sekarang dan kemudian dia menunjukkan
mereka bagaimana hal itu dilakukan. Tapi bebek sedikit tidak memperhatikan
dia. Mereka begitu muda bahwa mereka tidak tahu apa keuntungan
itu berada di masyarakat sama sekali.
"Apa yang tidak taat anak!" teriak tua Air-tikus; "Mereka benar-benar
layak untuk tenggelam. "
"Tidak ada yang semacam itu," jawab bebek, "setiap orang harus membuat