‘He overdid the aftershave because

‘He overdid the aftershave because we were like, “Bloody hell!”, but he made this impression. At that time, I didn’t want to be captain. I was 24. Being in the Premier League was pressure enough. There were times I’d be on the pitch thinking I didn’t want that armband.

‘Anyway, one day Pochettino sits me down. His English wasn’t very good but I was in his office and he said to me, “What’s happening?” He knew something wasn’t right. I used to speak to the chairman (Nicola Cortese) after most games. If we weren’t playing well, he would give his opinion.

‘As soon as I mentioned that to him he was like, “This . . . This . . . This needs to stop! You can’t feel the weight of speaking to the chairman if results aren’t going well! This is my job! You are my player! I want you to be free!” Straightaway, I felt heaps better and thought, “What a manager he must be!”.

‘The relationship grew from there. I would call into his office two or three times a week, to look at clips and things. He would offer me his mate (South American herbal tea). I remember him having these joss sticks lit and that smell reminds me of being in his office.’

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

' Ia berlebihan aftershave karena kami seperti, "Berdarah neraka!", tapi dia membuat kesan ini. Pada waktu itu, aku tidak ingin menjadi kapten. Saya adalah 24. Makhluk di Liga Premier adalah tekanan cukup. Ada saat-saat aku akan di lapangan berpikir aku tidak ingin Ban-lengan itu.' Anyway, satu hari Bekuk duduk saya. Bahasa Inggris-nya tidak terlalu bagus tapi aku berada di kantornya dan ia berkata kepadaku, "apa yang terjadi?" Dia tahu sesuatu yang tidak benar. Aku digunakan untuk berbicara kepada Ketua (Nicola Cortese) setelah kebanyakan permainan. Jika kita tidak bermain dengan baik, ia akan memberikan pendapatnya.' Segera setelah saya sebutkan yang kepadanya dia adalah seperti, "ini... Ini... Ini perlu berhenti! Anda tidak bisa merasakan berat berbicara kepada Ketua jika hasil tidak berjalan dengan baik! Ini adalah pekerjaan saya! Anda adalah pemain saya! Saya ingin Anda untuk menjadi bebas!" Langsung, saya merasa tumpukan lebih baik dan berpikir, "Apa manajer dia harus!".' Hubungan tumbuh dari sana. Saya akan menelepon ke kantornya dua atau tiga kali seminggu, untuk melihat klip dan hal-hal. Dia akan menawarkan saya pasangannya (teh herbal Amerika Selatan). Aku ingat dia memiliki tongkat joss ini menyala dan bau yang mengingatkan saya berada di kantornya.'

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Dia berlebihan aftershave karena kami seperti," Bloody hell! ", Tapi ia membuat kesan ini. Pada saat itu, saya tidak ingin menjadi kapten. Aku 24. Menjadi di Liga Premier adalah tekanan yang cukup. Ada saat-saat aku berada di lapangan berpikir aku tidak ingin ban kapten itu.

"Pokoknya, satu hari Pochettino menyuruhku duduk. Bahasa Inggris-nya tidak sangat baik tapi aku berada di kantornya dan dia berkata kepada saya, "Apa yang terjadi?" Ia tahu sesuatu yang tidak benar. Aku digunakan untuk berbicara dengan ketua (Nicola Cortese) setelah permainan yang paling. Jika kami tidak bermain dengan baik, ia akan memberikan pendapatnya.

"Begitu saya sebutkan itu padanya dia seperti," Ini. . . Ini. . . Ini perlu berhenti! Anda tidak bisa merasakan berat berbicara kepada ketua jika hasilnya tidak akan baik! Ini adalah pekerjaan saya! Anda pemain saya! Aku ingin kau bebas! "Langsung saja, saya merasa tumpukan lebih baik dan berpikir," Apa manajer ia harus! ".

" Hubungan tumbuh dari sana. Saya akan menelepon ke kantornya dua atau tiga kali seminggu, untuk melihat klip dan hal-hal. Dia akan menawarkan saya pasangannya (Amerika Selatan teh herbal). Aku ingat dia memiliki ini dupa menyala dan bau mengingatkan saya berada di kantornya. "