meanwhile, separated the seeds from

meanwhile, separated the seeds from the pulp and set them out
to dry on a cookie sheet, so that we could roast them later on. I
drew two triangles against the ridged surface for the eyes, which
Mr. Pirzada dutifully carved, and crescents for eyebrows, and
another triangle for the nose. The mouth was all that remained,
and the teeth posed a challenge. I hesitated.
“Smile or frown?” I asked.
“You choose,” Mr. Pirzada said.
As a compromise I drew a kind of grimace, straight across,
neither mournful nor friendly. Mr. Pirzada began carving,
without the least bit of intimidation,13 as if he had been carving
jack-o’-lanterns his whole life. He had nearly finished when the
national news began. The reporter mentioned Dacca, and we all
turned to listen: An Indian official announced that unless the
world helped to relieve the burden of East Pakistani refugees,
India would have to go to war against Pakistan. A The reporter’s
face dripped with sweat as he relayed the information. He did
not wear a tie or a jacket, dressed instead as if he himself were
about to take part in the battle. He shielded his scorched face as
he hollered things to the cameraman. The knife slipped from Mr.
Pirzada’s hand and made a gash dipping toward the base of the
pumpkin. B
“Please forgive me.” He raised a hand to one side of his face,
as if someone had slapped him there. “I am—it is terrible. I will
buy another. We will try again.”
“Not at all, not at all,” my father said. He took the knife
from Mr. Pirzada, and carved around the gash, evening it out,
dispensing altogether with the teeth I had drawn. What resulted
was a disproportionately large hole the size of a lemon, so that
our jack-o’-lantern wore an expression of placid astonishment,
the eyebrows no longer fierce, floating in frozen surprise above a
vacant, geometric gaze.
For Halloween I was a witch. Dora, my trick-or-treating part-
ner, was a witch too. We wore black capes fashioned from dyed

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sementara itu, dipisahkan benih dari pulp dan menyusunnya kering pada lembar cookie, sehingga kita bisa panggang mereka nanti. Saya menarik dua segitiga terhadap permukaan bergerigi untuk mata, yang Tn. Pirzada patuh diukir, dan Crescent untuk alis, dan lain segitiga untuk hidung. Mulut adalah semua yang tersisa, dan gigi menimbulkan tantangan. Aku ragu-ragu."Senyum atau cemberut?" Saya bertanya."Anda pilih," kata Mr Pirzada.Sebagai janji pada penembang saya menarik semacam meringis, lurus, tidak sedih atau ramah. Tn. Pirzada mulai ukiran, tanpa setidaknya sedikit intimidasi, 13 seolah-olah dia telah ukiran Jack-O'-Lanterns seluruh hidupnya. Ia hampir habis ketika Berita Nasional mulai. Reporter disebutkan Dacca, dan kita semua berubah untuk mendengarkan: India resmi mengumumkan bahwa kecuali dunia membantu untuk meringankan beban pengungsi Pakistan Timur, India akan memiliki untuk pergi berperang melawan Pakistan. A wartawan wajah menetes dengan keringat seperti yang ia menyampaikan informasi. Dia melakukan tidak memakai dasi atau jaket, berpakaian sebagai gantinya seolah-olah ia sendiri adalah untuk mengambil bagian dalam pertempuran. Ia melindungi wajahnya hangus sebagai Dia berteriak hal untuk juru kamera. Pisau menyelinap dari Mr. Pirzada di tangan dan membuat luka mencelupkan ke arah dasar labu. B"Tolong Maafkan aku." Dia mengangkat tangan ke satu sisi wajahnya, seperti jika seseorang telah menampar dia ada. "Saya-itu mengerikan. Pasti membeli lain. Kami akan mencoba lagi.""Tidak, tidak sama sekali," kata ayah saya. Dia mengambil pisau dari Mr Pirzada, dan ukiran di sekitar luka, malam keluar, pengeluaran sama sekali dengan gigi yang saya telah ditarik. Apa yang menyebabkan adalah lubang disproportionately besar ukuran lemon, sehingga jack-o'-lantern kami memakai ekspresi tenang heran, tidak lagi sengit, mengambang di beku kejutan di atas alis tatapan kosong, geometris. Untuk Halloween, aku adalah seorang penyihir. Dora, Bagian saya trik-ner, adalah seorang penyihir juga. Kami mengenakan mantel hitam dari dicelup

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sementara itu, memisahkan biji dari pulp dan mengatur mereka
untuk kering di cookie sheet, sehingga kita bisa memanggang mereka nanti. Aku
menarik dua segitiga terhadap permukaan bergerigi untuk mata, yang
Mr. Pirzada patuh diukir, dan crescent untuk alis, dan
segitiga lain untuk hidung. Mulut adalah semua yang tersisa,
dan gigi merupakan tantangan. Aku ragu-ragu.
"Senyum atau cemberut?" Tanya saya.
"Anda memilih," kata Mr Pirzada.
Sebagai kompromi aku menggambar semacam meringis, lurus,
tidak sedih atau ramah. Mr Pirzada mulai ukiran,
tanpa sedikit pun intimidasi, 13 seolah-olah ia telah mengukir
jack-o'-lentera seluruh hidupnya. Dia telah hampir selesai ketika
berita nasional mulai. Reporter itu disebutkan Dacca, dan kita semua
berbalik untuk mendengarkan: Seorang pejabat India mengumumkan bahwa kecuali
dunia membantu untuk meringankan beban pengungsi Pakistan Timur,
India harus berperang melawan Pakistan. A wartawan
wajah menetes dengan keringat saat ia menyampaikan informasi. Dia
tidak memakai dasi atau jaket, berpakaian bukan seolah-olah ia sendiri yang
akan mengambil bagian dalam pertempuran. Dia menutupi wajahnya hangus sebagai
ia berteriak hal yang juru kamera. Pisau tergelincir dari Mr.
tangan Pirzada dan membuat luka mencelupkan ke dasar
labu. B
"Maafkan saya." Dia mengangkat tangan untuk satu sisi wajahnya,
seolah-olah seseorang telah menamparnya di sana. "Saya-hal mengerikan. Saya akan
membeli lagi. Kami akan mencoba lagi.
"" Tidak sama sekali, tidak sama sekali, "kata ayahku. Dia mengambil pisau
dari Mr Pirzada, dan diukir sekitar luka, malam itu,
pengeluaran sama sekali dengan gigi saya telah ditarik. Apa mengakibatkan
lubang proporsional besar ukuran lemon, sehingga
kami jack-o'-lantern mengenakan ekspresi heran tenang,
alis tidak lagi sengit, mengambang terkejut beku di atas
kosong, tatapan geometris.
Untuk Halloween saya penyihir. Dora, saya trik-atau-memperlakukan paruh
ner, penyihir juga. Kami mengenakan jubah hitam dibuat dari dicelup