cover every situation. Companies al

cover every situation. Companies also must create an environment in which employees
recognize the importance of complying with the written code. Managers must provide
direction by fostering communication, actively modeling and encouraging ethical
decision making, and training employees to make ethical decisions.
During the 1980s, an increasing number of organizations created and implemented
ethics codes. In a recent survey of Fortune 1000 firms, 93 percent of the companies
that responded reported having a formal code of ethics. Some companies are now even
taking steps to strengthen their codes. For example, to strengthen its accountability, the
Healthcare Financial Management Association recently revised its code to designate
contact persons who handle reports of ethics violations, to clarify how its board of
directors should deal with violations of business ethics, and to guarantee a fair hearing
process. S. C. Johnson & Son, makers of Pledge®, Drano®, Windex®, and many other
household products, is another firm that recognizes that it must behave in ways the public perceives as ethical; its code includes expectations for employees and its commitment
to consumers, the community, and society in general. As shown in Figure 2.2, the ethics
code of electronics giant Texas Instruments (TI) includes issues relating to policies and
procedures; laws and regulations; relationships with customers, suppliers, and competitors; conflicts of interest; handling of proprietary information; and code enforcement.
Assigning an ethics officer who coordinates ethical conduct gives employees someone to consult if they are not sure of the right thing to do. An ethics officer meets with
employees and top management to provide ethical advice, establishes and maintains
an anonymous confidential service to answer questions about ethical issues, and takes
action on ethics code violations.
Sometimes even employees who want to act ethically may find it difficult to do
so. Unethical practices can become ingrained in an organization. Employees with high
personal ethics may then take a controversial step called whistle-blowing. Whistle-
blowing is informing the press or government officials about unethical practices within
one’s organization.
The year 2002 was labeled as the “Year of the Whistle-Blower.” Consider Joe
Speaker, a 40-year-old acting chief financial officer (CFO) at Rite Aid Corp. in 1999.
He discovered that inventories at Rite Aid had been overvalued and that millions in
expenses had not been reported properly. Further digging into Rite Aid’s books revealed
that $541 million in earnings over the previous two years was really $1.6 billion in losses.
Mr. Speaker was a main government witness when former Rite Aid Corp. Chairman
and CEO Martin L. Grass went on trial. Mr. Speaker is among dozens of corporate
managers who have blown the whistle. Enron’s Sherron S. Watkins and WorldCom’s
Cynthia Cooper are now well-known whistle-blowers and Time magazine’s persons
of the year 2002. According to Linda Chatman Thomsen, deputy director for enforcement at the Securities and Exchange Commission, “Whistle-blowers give us an insider’s
perspective and have advanced our investigation immeasurably.”
Whistle-blowing could have averted disaster and prevented needless deaths in the
Challenger space shuttle disaster, for example. How could employees have known
about life-threatening problems and let them pass? Whistle-blowing, however, can have
serious repercussions for employees: Those who “blow whistles” sometimes lose their
jobs. However, the Sarbanes–Oxley Act of 2002 protects whistle-blowers who report
corporate misconduct. Any executive who retaliates against a whistle-blower can be
held criminally liable and imprisoned for up to ten years.
Retaliations do occur, however. For example, in 2005, the U.S. Court of Appeals
for the 8th Circuit unanimously upheld the right of Jane Turner, a 25-year veteran FBI
agent, to obtain monetary damages and a jury trial against the FBI. The court held
that Ms. Turner presented sufficient facts to justify a trial by jury based on the FBI’s
retaliatory transfer of Ms. Turner from her investigatory position in Minot, North
Dakota, to a demeaning desk job in Minneapolis. Kris Kolesnik, executive director
of the National Whistle Blower Center, said, “Jane Turner is an American hero. She
refused to be silent when her co-agents committed misconduct in a child rape case.
She refused to be silent when her co-agents stole property from Ground Zero. She
paid the price and lost her job. The 8th Circuit Court did the right thing and insured

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

cover every situation. Companies also must create an environment in which employeesrecognize the importance of complying with the written code. Managers must providedirection by fostering communication, actively modeling and encouraging ethicaldecision making, and training employees to make ethical decisions.During the 1980s, an increasing number of organizations created and implementedethics codes. In a recent survey of Fortune 1000 firms, 93 percent of the companiesthat responded reported having a formal code of ethics. Some companies are now eventaking steps to strengthen their codes. For example, to strengthen its accountability, theHealthcare Financial Management Association recently revised its code to designatecontact persons who handle reports of ethics violations, to clarify how its board ofdirectors should deal with violations of business ethics, and to guarantee a fair hearingprocess. S. C. Johnson & Son, makers of Pledge®, Drano®, Windex®, and many otherhousehold products, is another firm that recognizes that it must behave in ways the public perceives as ethical; its code includes expectations for employees and its commitmentto consumers, the community, and society in general. As shown in Figure 2.2, the ethicscode of electronics giant Texas Instruments (TI) includes issues relating to policies andprocedures; laws and regulations; relationships with customers, suppliers, and competitors; conflicts of interest; handling of proprietary information; and code enforcement.Menugaskan petugas etika yang mengkoordinasikan perilaku etis memberikan karyawan seseorang untuk berkonsultasi jika mereka tidak yakin yang tepat untuk dilakukan. Petugas etika bertemu dengankaryawan dan manajemen puncak untuk memberikan nasihat yang etis, membentuk dan memeliharaLayanan rahasia anonim untuk menjawab pertanyaan tentang isu-isu etis, dan mengambiltindakan pelanggaran kode etika.Kadang-kadang bahkan karyawan yang ingin bertindak secara etis mungkin merasa sulit untuk melakukanJadi. Praktik yang tidak etis dapat menjadi tertanam di dalam sebuah organisasi. Karyawan dengan tinggiEtika pribadi kemudian dapat mengambil langkah kontroversial yang disebut meniup peluit. Peluit-meniup adalah menginformasikan para pejabat tekan atau pemerintah tentang praktek-praktek tidak etis dalamsalah satu organisasi.Tahun 2002 dicap sebagai "Tahun Whistle Blower." Pertimbangkan JoePembicara, 40-tahun-tua bertindak kepala keuangan officer (CFO) di Rite Aid Corp. pada tahun 1999.Ia menemukan bahwa persediaan di Rite Aid telah dinilai dan bahwa jutaanbiaya tidak telah dilaporkan dengan benar. Lebih lanjut menggali ke dalam buku-buku Rite Aid yang terungkapitu $541 juta dalam pendapatan lebih dari sebelumnya dua tahun adalah benar-benar $1,6 milyar dalam kerugian.Bapak Speaker adalah saksi utama pemerintah ketika mantan Ketua Corp Ritus bantuandan CEO Martin L. rumput pergi ke pengadilan. Bapak Speaker adalah antara puluhan perusahaanManajer yang telah ditiup peluit. Sherron S. Watkins Enron dan WorldCom'sCynthia Cooper yang sekarang terkenal Whistle Blower dan majalah Time orangdari tahun 2002. Menurut Linda Chatman Thomsen, Wakil Direktur untuk penegakan di Securities and Exchange Commission, "Whistle Blower berikan insiderperspektif dan telah maju penyelidikan kami tak terkira. "Meniup peluit bisa dihindari bencana dan dicegah perlu kematianBencana pesawat ulang-alik Challenger, misalnya. Bagaimana bisa karyawan diketahuitentang masalah yang mengancam kehidupan dan membiarkan mereka lulus? Meniup peluit, namun, dapat memilikiakibat yang serius bagi karyawan: orang-orang yang "meniup peluit" kadang-kadang kehilangan merekapekerjaan. Namun, Sarbanes-Oxley Act of 2002 melindungi Whistle Blower yang melaporkanperusahaan kesalahan. Eksekutif yang retaliates terhadap penanganan pengaduan dapatdiadakan kriminal bertanggung jawab dan dipenjarakan selama sepuluh tahun.Retaliations terjadi, namun. Sebagai contoh, pada tahun 2005, US pengadilan bandinguntuk sirkuit 8 suara bulat ditegakkan hak Jane Turner, seorang 25 tahun veteran FBIagen, untuk mendapatkan ganti rugi moneter dan juri pengadilan terhadap FBI. Pengadilan diselenggarakanbahwa Ms. Turner disajikan fakta-fakta yang cukup untuk membenarkan pengadilan juri berdasarkan FBIpembalasan transfer Ms. Turner dari posisinya PerkinElmer di Minot, UtaraDakota, untuk merendahkan meja kerja di Minneapolis. Kris Kolesnik, Direktur EksekutifPusat Whistle Blower nasional, berkata, "Jane Turner adalah seorang pahlawan Amerika. Diamenolak untuk diam ketika agen nya rekan dilakukan dalam kasus pemerkosaan anak.Dia menolak untuk diam ketika agen bersama dia mencuri properti dari Ground Zero. Diamembayar harga dan kehilangan pekerjaan. 8 Circuit Court menurut hak hal dan Tertanggung

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

mencakup setiap situasi. Perusahaan juga harus menciptakan lingkungan di mana karyawan
menyadari pentingnya mematuhi kode yang ditulis. Manajer harus memberikan
arahan dengan meningkatkan komunikasi, aktif pemodelan dan mendorong etika
pengambilan keputusan, dan pelatihan karyawan untuk membuat keputusan etis.
Selama tahun 1980, peningkatan jumlah organisasi dibuat dan diimplementasikan
kode etik. Dalam sebuah survei terbaru dari Fortune 1000 perusahaan, 93 persen dari perusahaan
yang menanggapi dilaporkan memiliki kode etik formal. Beberapa perusahaan kini bahkan
mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kode mereka. Misalnya, untuk memperkuat akuntabilitas, yang
Healthcare Association Manajemen Keuangan baru-baru ini merevisi kode untuk menunjuk
kontak person yang menangani laporan pelanggaran etika, untuk memperjelas bagaimana dewan
direksi harus berurusan dengan pelanggaran etika bisnis, dan untuk menjamin persidangan yang adil
proses . SC Johnson & Son, pembuat Pledge®, Drano®, Windex®, dan banyak lainnya
produk rumah tangga, adalah perusahaan lain yang mengakui bahwa itu harus berperilaku dengan cara masyarakat memandang sebagai etika; kode termasuk harapan untuk karyawan dan komitmennya
kepada konsumen, masyarakat, dan masyarakat pada umumnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2, etika
kode elektronik raksasa Texas Instruments (TI) termasuk isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan dan
prosedur; undang undang Undang; hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan pesaing; konflik kepentingan; penanganan informasi hak milik; dan penegakan kode.
Menetapkan petugas etika yang mengkoordinasi perilaku etis memberikan karyawan seseorang untuk berkonsultasi jika mereka tidak yakin hal yang benar untuk dilakukan. Seorang petugas etika bertemu dengan
karyawan dan manajemen puncak untuk memberikan saran etis, membangun dan mempertahankan
layanan rahasia anonim untuk menjawab pertanyaan tentang isu-isu etika, dan mengambil
tindakan pada pelanggaran kode etik.
Kadang-kadang bahkan karyawan yang ingin bertindak secara etis mungkin merasa sulit untuk dilakukan
jadi. Praktik yang tidak etis dapat menjadi tertanam dalam suatu organisasi. Karyawan dengan tinggi
etika pribadi kemudian dapat mengambil langkah kontroversial yang disebut whistle-blowing. Whistle-
bertiup menginformasikan pers atau pejabat pemerintah tentang praktik yang tidak etis dalam
organisasi seseorang.
Tahun 2002 diberi label sebagai "Tahun Whistle-Blower." Pertimbangkan Joe
Speaker, seorang kepala keuangan 40 tahun akting (CFO) di Rite Aid Corp pada tahun 1999.
Ia menemukan bahwa persediaan pada Rite Aid telah overvalued dan bahwa jutaan di
biaya tidak dilaporkan dengan benar. Selanjutnya menggali buku Rite Aid mengungkapkan
bahwa $ 541.000.000 pendapatan selama dua tahun sebelumnya benar-benar $ 1,6 miliar pada kerugian.
Mr. Speaker adalah saksi utama pemerintah ketika mantan Ketua Rite Aid Corp
dan CEO Martin L. Rumput diadili. Mr Speaker adalah antara puluhan perusahaan
manajer yang telah ditiup peluit. Enron Sherron S. Watkins dan WorldCom
Cynthia Cooper kini terkenal whistle-blower dan orang majalah Time
tahun 2002. Menurut Linda Chatman Thomsen, wakil direktur untuk penegakan di Securities and Exchange Commission, "Whistle blower memberi kita insider
perspektif dan telah maju penyelidikan kami tak terkira.
"Whistle-blowing bisa dihindari bencana dan mencegah kematian tak perlu di
bencana Challenger pesawat ruang angkasa, misalnya. Bagaimana mungkin karyawan tahu
tentang masalah yang mengancam kehidupan dan membiarkan mereka lewat? Whistle-blowing, bagaimanapun, dapat memiliki
dampak yang serius bagi karyawan: Mereka yang "meniup peluit" kadang-kadang kehilangan mereka
pekerjaan. Namun, Sarbanes-Oxley Act of 2002 melindungi whistle blower yang melaporkan
kesalahan perusahaan. Setiap eksekutif yang membalas terhadap whistle-blower dapat
diadakan pidana jawab dan dipenjara sampai sepuluh tahun.
Balas dendam memang terjadi, namun. Misalnya, pada tahun 2005, Pengadilan Banding AS
untuk Sirkuit 8 suara bulat menjunjung tinggi hak Jane Turner, 25 tahun veteran FBI
agen, untuk mendapatkan kerusakan moneter dan juri pengadilan terhadap FBI. Pengadilan menyatakan
bahwa Ms. Turner disajikan fakta-fakta yang cukup untuk membenarkan pengadilan oleh juri berdasarkan FBI
pengalihan balasan dari Ibu Turner dari posisi investigasi nya di Minot, North
Dakota, untuk pekerjaan meja merendahkan di Minneapolis. Kris Kolesnik, direktur eksekutif
dari Pusat Blower Whistle Nasional, mengatakan, "Jane Turner adalah pahlawan Amerika. Dia
menolak untuk diam ketika rekan-agen melakukan perbuatan tidak senonoh kasus perkosaan anak.
Dia menolak untuk diam ketika rekan-agen mencuri properti dari Ground Zero. Dia
membayar harga dan kehilangan pekerjaannya. 8 Circuit Court melakukan hal yang benar dan diasuransikan