Internet Journal Bahasa, Budaya dan Masyarakat
URL: http://aaref.com.au/en/publications/journal/
ISSN 1327-774X
© LSC-2013 Halaman 101
Issue 36
Mengidentifikasi Mengubah di Nilai Indonesia dan Dampaknya terhadap Indonesia
Perilaku Konsumen
Sabrina O. Sihombing
Universitas Pelita Harapan
Abstrak
dalam masyarakat Indonesia masa lalu diajarkan di sekolah atau dengan keluarga mereka beberapa nilai-nilai tradisional seperti
sebagai harmoni (keserasian), toleransi (toleransi), keagamaan (religiusitas), dan gotong-royong (gotong royong).
Namun, nilai-nilai ini telah berubah terutama karena globalisasi. Artikel ini membahas
perubahan nilai dalam masyarakat Indonesia. Lebih dari 2.000 kuesioner terbuka yang
dibagikan kepada responden di empat kota besar di Indonesia. Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya
Sebanyak 1.209 kuesioner yang dapat digunakan digunakan untuk mengidentifikasi nilai-nilai Indonesia saat ini. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa gotong royong (gotong royong), demokrasi (demokrasi), agama (agama), Harmoni (harmoni),
Rama-tamah (hospitality), fanatisme keagamaan (fanatisme agama), dan Individualisme (individualisme)
adalah nilai-nilai Indonesia saat ini. Mengubah nilai-nilai dianggap sebagai salah satu faktor utama
perubahan perilaku konsumen.
Kata kunci: nilai-nilai Indonesia, mengubah nilai-nilai, perilaku konsumen
Pendahuluan
Sedikit penelitian telah dilakukan untuk memahami nilai-nilai Indonesia. Nilai-nilai yang telah diajarkan di
sekolah-sekolah atau di keluarga Indonesia memegang harmoni (keserasian), Toleransi (toleransi), keagamaan (religiusitas),
dan gotong-royong (saling membantu) sebagai nilai-nilai Indonesia. Namun, banyak hal yang
berubah sebagai akibat dari globalisasi dan teknologi. Dalam tertentu, nilai-nilai masyarakat berubah terus menerus
(Arnett, 2002; Blackwell et al, 2007.). Perubahan nilai-nilai akan mempengaruhi perilaku orang. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk memahami nilai-nilai saat ini masyarakat Indonesia saat ini.
Literatur
Nilai dan perilaku konsumen
Ada sejumlah definisi nilai. Terlepas dari kenyataan bahwa nilai merupakan salah satu konstruk penting dalam
penelitian ilmu sosial, tidak ada konsensus dalam literatur tentang definisi nilai (Lombaert,
2003; Firth, 1953). Selanjutnya, Lombaert (2003) meneliti 4000 artikel tentang nilai-nilai, sekitar 170
definisi dari nilai kata muncul. Dia menunjukkan bahwa nilai adalah istilah yang samar-samar yang mengacu pada dasar
aspirasi pribadi manusia untuk hidup bermasyarakat. Peneliti lain, Zetterberg (1998) juga
menunjukkan bahwa istilah "nilai" memiliki banyak arti. Misalnya, nilai istilah dalam riset pasar
dapat dikaitkan dengan "nilai untuk uang" dan "nilai-nilai konsumen".
Nilai Kata ini juga sering mudah untuk dikatakan tapi sulit untuk menjelaskan (Firth, 1953). Nilai Kata ini juga sering
dikonotasikan sebagai sesuatu yang baik, yang berharga, bermartabat, dan konotasi positif. Sebaliknya, apa yang yang
berlawanan disebut sebagai non nilai atau disvalue. Beberapa orang yang disebut nilai-nilai negatif untuk semua negatif
nilai, dan kata "nilai-nilai 'mengacu pada hal-hal positif (Bertens, 2007 ).
konsep nilai merupakan salah satu variabel penting untuk kehidupan manusia karena nilai-nilai mempengaruhi semua aspek
kehidupan manusia (Rokeach, 1973 dikutip oleh Wang et al., 1994). nilai memberikan pedoman untuk hidup bermasyarakat
(Schwartz, 1999) dan nilai-nilai memberikan jawaban untuk pertanyaan dasar dan universal seperti 'apa yang harus saya lakukan?'
(Zhou et al., 2011). Hofstede (1994) menunjukkan bahwa nilai-nilai di antara anak-anak pertama kali belajar.
Sejak usia 10, kebanyakan anak-anak memiliki mereka sistem nilai dasar. nilai yang diperoleh melalui
keluarga, lingkungan, pengalaman, dan gaya hidup (Karahanna et al., 2005). Selanjutnya, budaya yang berbeda
akan memberikan nilai yang berbeda. Misalnya, nilai-nilai Barat yang ditandai dengan 'keterpisahan'.
Internet Journal Bahasa, Budaya dan Masyarakat
URL: http://aaref.com.au/en/publications/journal/
ISSN 1327-774X
© LSC-2013 Page 102
Edisi 36
Dengan kata lain, orang-orang barat yang relatif independen dan individualistis. Di sisi lain, nonwestern
nilai lebih saling tergantung dan kolektif (Evans et al., 2009).
Grunert dan Scherhorn (1990, dikutip oleh Wang et al., 1994) mengidentifikasi lima fitur dari nilai-nilai pribadi.
Nilai yang digambarkan sebagai 1) konsep atau keyakinan, 2) tentang perilaku yang diinginkan dan / atau negara end 3)
yang melampaui situasi tertentu, 4) memandu pemilihan atau evaluasi peristiwa dan perilaku, dan 5)
yang diperintahkan oleh kepentingan hirarki tertentu.
nilai-nilai Mengubah dan bukti empiris mengubah nilai
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap perubahan nilai (Cozma, 2011). Ada
beberapa penelitian yang memberikan perubahan nilai di seluruh dunia. Misalnya, masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang toleran dengan landasan utama Bhineka Tunggal Ika (unity in diversity).
Namun, masyarakat Indonesia sekarang menjadi agresif dan anarkis terhadap perbedaan. Selain itu,
kelompok atau kepentingan individu lebih penting daripada kepentingan bersama (Rahayu, 2012; www.uii.ac.id,
2012; calam & Sobirin, 2008). Contoh lain, Bibby (1995, dikutip oleh McGregor, 2000) menyatakan bahwa
tiga perempat
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..