was ground into flour (PRF; total ca

was ground into flour (PRF; total carbohydrate: 83% db; protein: 8%
db; particle size < 250 m).
Pasta from RF (P1) was prepared by an extrusion-cooking pro- cess (Marti et al., 2010). Rice flour (RF) and water at 60 ◦ C were blended to a final moisture of 40%. The mixture was heated by steam at 2.5 atm (>120 ◦ C) for 10 min in a gelatinization tank. The pre-gelatinized dough was then subjected to a first extrusion at
120 ◦ C in a Progel extruder (single-screw type, Braibanti, Milano, Italy) to generate pellets (small cylinders, 2–3 mm diameter). The wet pellets were immediately transferred to a continuous press for semolina pasta (Braibanti, Milan, Italy), in which a second and final extrusion step was carried out at 50 ◦ C.
Pasta from parboiled flour was produced using two different extrusion conditions. Pasta P2 was produced by applying to a PRF/water mixture (40% final moisture) the conventional extru- sion process used for preparing durum wheat semolina pasta, at

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

ditumbuk menjadi flour (PRF; total karbohidrat: 83% db; protein: 8%
db; ukuran partikel < 250 m).
Pasta dari RF (P1) disiapkan oleh memasak ekstrusi pro-cess (Marti et al., 2010). beras flour (RF) dan air pada 60 cita C dicampur untuk kelembaban final 40%. campuran dipanaskan oleh uap di 2.5 atm (mengatakan cita 120 C) untuk 10 min dalam tangki gelatinization. Pra-gelatinized adonan kemudian menjadi ekstrusi posisi di
cita 120 C di extruder Progel (single-sekrup tipe, Braibanti, Milano, Italia) untuk menghasilkan pelet (kecil silinder, diameter 2-3 mm). Pelet basah segera dipindahkan ke tekan terus-menerus untuk semolina pasta (Braibanti, Milan, Italia), di mana kedua dan final ekstrusi langkah ini dilaksanakan di 50 cita C.
Pasta dari pratanak flour diproduksi menggunakan dua kondisi berbeda ekstrusi. Pasta P2 diproduksi dengan menerapkan campuran PRF/air (40% final kelembaban) konvensional sion-extru proses yang digunakan untuk menyiapkan semolina gandum durum pasta, di

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

telah ditumbuk menjadi fl kami (PRF; karbohidrat total: 83% db; protein: 8%
db, ukuran partikel <250 m).
. Pasta dari RF (P1) dibuat oleh cess pro ekstrusi-memasak (Marti et al, 2010 ). Beras fl kami (RF) dan air pada 60 ◦ C dicampur dengan kelembaban fi nal dari 40%. Campuran dipanaskan oleh uap pada 2,5 atm (> 120 ◦ C) selama 10 menit dalam tangki gelatinisasi. Adonan pra-gelatinized kemudian mengalami ekstrusi pertama pada
120 ◦ C dalam ekstruder Progel (jenis tunggal-sekrup, Braibanti, Milano, Italia) untuk menghasilkan pelet (silinder kecil, 2-3 mm diameter). Pelet basah segera dipindahkan ke pers terus menerus untuk semolina pasta (Braibanti, Milan, Italia), di mana langkah ekstrusi kedua dan fi nal dilakukan pada 50 ◦ C.
Pasta dari parboiled fl kami diproduksi menggunakan dua kondisi ekstrusi yang berbeda. Pasta P2 diproduksi dengan menerapkan ke PRF / campuran air (40% kelembaban fi nal) Proses sion konvensional extru- digunakan untuk menyiapkan durum semolina gandum pasta, di