Limitations of the studyTypical of

Limitations of the study
Typical of the nature of qualitative research, the study was limited to a small sample of participants from one secondary school in Lesotho. The findings of this study may thus not be generalised. Several of the identified psychological truants were less engaged in their interviewing or did not want to elaborate on responses,even when prompted. Despite these drawbacks, this study contributes to the limited body of knowledge on psychological truancy in Lesotho schools and may create an awareness of psychological truancy which consequently may inform policy and practice.

Conclusion
The aim of this study was to gain insight into educational factors that may contribute to psychological truancy in a secondary school in the small landlocked Kingdom of
Lesotho and make recommendations to counteract this phenomenon. This study identified important educational factors for psychological truancy. The study highlighted the negative influence of corporal punishment, favouritism and teachers’ apathetic, uncaring demeanour toward pupilson pupil–teacher relationships. Active classroom engagement is a prerequisite for successful and authentic learning to take place.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Keterbatasan penelitianKhas dari sifat penelitian kualitatif, studi adalah terbatas contoh kecil dari peserta dari satu sekolah menengah di Lesotho. Temuan-temuan dari studi ini mungkin sehingga tidak menjadi generalised. Beberapa truants psikologis diidentifikasi kurang terlibat dalam wawancara mereka atau tidak ingin menguraikan tanggapan, bahkan bila diminta. Meskipun kelemahan ini, studi ini memberikan kontribusi untuk tubuh terbatas pengetahuan tentang psikologis pembolosan Lesotho sekolah dan dapat menciptakan kesadaran pembolosan psikologis yang akibatnya dapat menginformasikan kebijakan dan praktek.KesimpulanTujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan wawasan pendidikan faktor-faktor yang dapat berkontribusi untuk psikologis pembolosan di sebuah sekolah menengah di kerajaan terkurung daratan kecilLesotho dan membuat rekomendasi untuk melawan fenomena ini. Kajian ini mengidentifikasi faktor pendidikan penting pembolosan psikologis. Studi disorot pengaruh negatif dari hukuman, sikap pilih kasih dan guru apatis, tidak peduli sikap terhadap pupilson murid-guru hubungan. Keterlibatan aktif kelas merupakan prasyarat untuk sukses dan otentik belajar untuk mengambil tempat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Keterbatasan studi
Khas sifat penelitian kualitatif, penelitian ini terbatas pada sampel kecil dari peserta dari satu sekolah menengah di Lesotho. Temuan penelitian ini mungkin sehingga tidak bisa disamaratakan. Beberapa truants psikologis diidentifikasi kurang terlibat dalam wawancara mereka atau tidak ingin menguraikan respon, bahkan ketika diminta. Meskipun kelemahan ini, penelitian ini memberikan kontribusi untuk tubuh terbatas pengetahuan tentang pembolosan psikologis di sekolah Lesotho dan dapat menciptakan kesadaran pembolosan psikologis yang akibatnya dapat menginformasikan kebijakan dan praktek.

Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor pendidikan yang mungkin berkontribusi pembolosan psikologis di sebuah sekolah menengah di Kerajaan terkurung daratan kecil
Lesotho dan membuat rekomendasi untuk melawan fenomena ini. Studi ini mengidentifikasi faktor pendidikan penting bagi bolos psikologis. Studi ini menyoroti pengaruh negatif dari hukuman fisik, favoritisme dan apatis, sikap tidak peduli guru terhadap hubungan murid-guru pupilson. Keterlibatan kelas aktif merupakan prasyarat untuk sukses dan otentik belajar berlangsung.