All commercial fishers in our sampl

All commercial fishers in our sample (35 of 35) also took part in subsistence fishing.
Out of 52 commercial fishers in Norway House Fisherman’s Co-op, 47 were treaty (i.e.,
registered indigenous people) commercial fishers and five were non-treaty fishers.
Treaty commercial fishers can participate in both kinds of fisheries, as subsistence fisheries
is a treaty right (Fig. 3). The potential overlap (and therefore conflict) between
subsistence and commercial fishing was analyzed with respect to two factors: overlap in
the species harvested and overlap in the fishing gear use.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Nelayan komersial semua dalam sampel kami (35 dari 35) juga ambil bagian dalam subsistensi memancing.Dari 52 nelayan komersial di Norwegia House Fisherman's Co-op, 47 adalah perjanjian (yaitu,nelayan komersial terdaftar masyarakat adat) dan lima yang bebas-perjanjian nelayan.Perjanjian komersial nelayan dapat berpartisipasi dalam kedua jenis perikanan sebagai subsisten Perikananadalah perjanjian tepat (Fig. 3). Potensi tumpang tindih (dan karenanya konflik) antarasubsisten dan Pemancingan komersial dianalisis sehubungan dengan dua faktor: tumpang tindih dispesies yang dipanen dan tumpang tindih dalam Memancing gear digunakan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Semua nelayan komersial di sampel kami (35 dari 35) juga mengambil bagian dalam subsisten nelayan.
Dari 52 nelayan komersial di Norway House Nelayan Co-op, 47 adalah perjanjian (yaitu,
terdaftar masyarakat adat) nelayan komersial dan lima nelayan non-perjanjian .
perjanjian nelayan komersial dapat berpartisipasi di kedua jenis perikanan, perikanan subsisten
adalah perjanjian yang tepat (Gambar. 3). Potensi tumpang tindih (dan karena itu konflik) antara
subsisten dan penangkapan ikan komersial dianalisis sehubungan dengan dua faktor: tumpang tindih dalam
spesies dipanen dan tumpang tindih dalam penggunaan alat tangkap.