Sejumlah besar studi terbaru telah meneliti hubungan antara kemiskinan dan korupsi untuk memperjelas cara di mana fenomena ini berinteraksi. Pemahaman tentang hubungan yang kompleks ini dapat menginformasikan USAID perencanaan dan pemrograman dalam demokrasi dan pemerintahan, serta dalam strategi pengurangan kemiskinan.
Korupsi di sektor publik - penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi - sering dipandang sebagai memperburuk kondisi kemiskinan (berpenghasilan rendah, kesehatan dan pendidikan yang buruk status, kerentanan terhadap guncangan dan karakteristik lainnya) di negara-negara yang sudah berjuang dengan alunan pertumbuhan ekonomi dan transisi demokrasi. Atau, negara mengalami kemiskinan kronis dipandang sebagai tempat berkembang biak alami untuk korupsi sistemik karena kesenjangan sosial dan pendapatan dan insentif ekonomi yang sesat.
Poin literatur pada kesimpulan bahwa korupsi, dengan sendirinya, tidak menghasilkan kemiskinan.
Sebaliknya, korupsi memiliki konsekuensi langsung pada faktor ekonomi dan pemerintahan, perantara yang pada gilirannya menghasilkan kemiskinan. Dengan demikian, hubungan diperiksa oleh peneliti adalah satu tidak langsung. Makalah ini membahas dua model utama menjelaskan keterkaitan moderator ini antara korupsi dan kemiskinan. Model ekonomi dan model pemerintahan
Model Ekonomi mendalilkan bahwa korupsi mempengaruhi kemiskinan dengan terlebih dahulu berdampak faktor pertumbuhan ekonomi, yang, pada gilirannya, tingkat kemiskinan dampak. Teori ekonomi dan bukti empiris kedua menunjukkan bahwa ada hubungan sebab akibat langsung antara korupsi dan pertumbuhan ekonomi. Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi dengan mengecilkan investasi asing dan domestik, pajak dan peredam kewirausahaan, menurunkan kualitas infrastruktur publik, penurunan pendapatan pajak, mengalihkan bakat publik ke rent-seeking, dan mendistorsi komposisi belanja publik. Selain membatasi pertumbuhan ekonomi, ada bukti bahwa korupsi juga memperparah ketimpangan pendapatan; analisis regresi menunjukkan korelasi positif antara korupsi dan ketimpangan pendapatan. Penjelasan untuk link ini adalah bahwa korupsi mendistorsi ekonomi dan kerangka hukum dan kebijakan yang memungkinkan beberapa manfaat lebih dari yang lain; ada distribusi yang tidak adil dari sumber daya pemerintah dan jasa; korupsi mengurangi progresivitas sistem pajak; korupsi meningkatkan ketimpangan kepemilikan faktor; dan rumah tangga berpenghasilan rendah (dan bisnis) membayar proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka di suap daripada rumah tangga berpendapatan menengah ke atas atau. Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan yang penting karena mereka link korupsi kemiskinan. Studi menunjukkan bahwa tidak adanya pertumbuhan ekonomi (atau pertumbuhan negatif) meningkatkan kemiskinan. Terbalik, tes telah menunjukkan bahwa peningkatan GDP menghasilkan peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Namun, distribusi pendapatan merupakan faktor mediasi penting karena pertumbuhan ekonomi tidak selalu menguntungkan orang miskin.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..