Sen (1997: 8) comments that moral s

Sen (1997: 8) comments that moral sentiments ‘exist, they are important, they are
productive, and we can ignore them only by impoverishing economic analysis and by
demeaning the sophistication and breadth of human conduct’. Sen is telling us that
we are both naïve and wrong to assume that business and ethics are somehow two unrelated principles. Hugh Willmott (1998: 81) similarly contends that ‘supporting
business practice is a raft of moral norms which keeps economic activity afloat’. It
does not seem wholly unreasonable to wonder whether at some point companies might just try to construe this raft of moral norms that sustains their business in terms of a corporate asset. One link between intellectual capital reporting and ethics therefore relates to the extent to which ethical knowledge is emerging as a category of intellectual capital as companies become more aware of previously unrecognized
sources of corporate advantage.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sen (1997: 8) komentar bahwa sentimen moral 'ada, mereka penting, mereka
produktif, dan kita dapat mengabaikan mereka hanya dengan memiskinkan analisis ekonomi dan oleh
merendahkan kecanggihan dan luasnya perilaku manusia'. Sen mengatakan kepada kita bahwa
kita baik naif dan salah untuk menganggap bahwa bisnis dan etika yang entah bagaimana dua prinsip terkait. Hugh Willmott (1998: 81) sama menyatakan bahwa 'mendukung
praktek bisnis adalah rakit norma-norma moral yang menjaga kegiatan ekonomi mengapung'. Ini
tampaknya tidak sepenuhnya masuk akal untuk bertanya-tanya apakah di beberapa perusahaan titik hanya mungkin mencoba untuk menafsirkan rakit ini norma-norma moral yang menopang bisnis mereka dalam hal aset perusahaan. Satu link antara pelaporan modal intelektual dan etika karena itu berkaitan dengan sejauh mana pengetahuan etika yang muncul sebagai kategori modal intelektual sebagai perusahaan menjadi lebih sadar yang sebelumnya tidak dikenal
sumber dari keuntungan perusahaan.