Most Western development economists

Most Western development economists of the 1950s did not view agriculture as an important to economic growth.
Development was often equated with the structural transformation of the economy: decline in agricuture’s relative share of the national product and of the labor force.
Development was mostly defined as transfer of resources, especially labor, from traditional agriculture to industry – the presume engine to growth.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Paling barat pembangunan ekonom 1950-an tidak melihat pertanian penting bagi pertumbuhan ekonomi.Pengembangan sering disamakan dengan transformasi struktural ekonomi: penurunan saham relatif agricuture's produk nasional dan tenaga kerja. Pengembangan sebagian besar didefinisikan sebagai transfer sumber daya, terutama buruh, dari pertanian tradisional untuk industri-mesin presume untuk pertumbuhan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebagian besar ekonom pembangunan Barat dari tahun 1950-an tidak melihat pertanian sebagai penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan itu sering disamakan dengan transformasi struktural perekonomian. Penurunan agricuture pangsa relatif dari produk nasional dan tenaga kerja
Pengembangan kebanyakan didefinisikan sebagai transfer sumber daya, terutama tenaga kerja, dari pertanian tradisional ke industri - mesin nyana pertumbuhan.