higher rate than the comparison gro

higher rate than the comparison group. Logistic regression conducted on the variable of
1 st to 2nd year retention for the OUTAS group found that none of the variables
significantly predicted 1 st to 2nd year retention. For OUTAS, 1 st to 2nd year retention
was due to factors other than the variables studied. The logistic regression on the same
variable for the comparison group found high school GPA and years to graduate
significantly predicted 1st to 2nd year retention. Logistic regression analysis conducted
on the variable of persistence to graduation for OUTAS demonstrated that final GPA
upon graduation predicted persistence. For the comparison group, final GPA and 1 st to
2nd year retention predicted persistence. Multiple regression analysis conducted on the
variable of final GPA for OUTAS demonstrated high school GPA was predictive of
final GPA in college, which was also true for the comparison group. The multiple
regression analysis for the comparison group also found that final GPA decreased as
years to graduate increased, and final GPA increased as ACT score increased.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

tingkat lebih tinggi daripada kelompok pembanding. Regresi logistik yang dilakukan pada variabel dari1 st untuk 2 tahun penyimpanan untuk kelompok OUTAS menemukan bahwa tak satu pun dari variabelsecara signifikan diperkirakan 1 st untuk 2 tahun penyimpanan. Untuk OUTAS, st 1 sampai 2 tahun retensiadalah karena faktor lain daripada variabel belajar. Regresi logistik yang samavariabel untuk kelompok pembanding ditemukan SMA GPA dan tahun lulussecara signifikan diperkirakan 1 untuk 2 tahun penyimpanan. Analisis regresi logistik yang dilakukanpada variabel ketekunan untuk wisuda OUTAS menunjukkan bahwa GPA akhirSetelah lulus meramalkan ketekunan. Untuk kelompok pembanding, GPA akhir dan 1 sttahun ke-2 Penyimpanan meramalkan ketekunan. Analisis regresi dilakukan padavariabel akhir IPK untuk OUTAS menunjukkan SMA GPA adalah inputakhir GPA di perguruan tinggi, yang juga berlaku untuk kelompok pembanding. GandaAnalisis regresi untuk kelompok pembanding juga menemukan bahwa akhir GPA menurun sebagaitahun lulus GPA meningkat, dan terakhir meningkat sebagai ACT score meningkat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

tingkat lebih tinggi dari kelompok pembanding. Regresi logistik dilakukan pada variabel
1 st tahun retensi 2 untuk kelompok OUTAS menemukan bahwa tidak ada variabel
signifikan diperkirakan 1 st retensi 2 tahun. Untuk OUTAS, 1 st retensi 2 tahun
adalah karena faktor lain selain variabel yang diteliti. Regresi logistik pada yang sama
variabel untuk kelompok pembanding ditemukan IPK SMA dan tahun lulus
diprediksi secara signifikan 1 retensi 2 tahun. Analisis regresi logistik dilakukan
pada variabel dari kegigihan untuk kelulusan untuk OUTAS menunjukkan bahwa IPK akhir
setelah lulus diprediksi ketekunan. Untuk kelompok pembanding, IPK final dan 1 st untuk
retensi 2 tahun diprediksi ketekunan. Analisis regresi berganda yang dilakukan pada
variabel IPK akhir untuk OUTAS menunjukkan SMA IPK adalah prediksi dari
IPK akhir di perguruan tinggi, yang juga berlaku untuk kelompok pembanding. The beberapa
analisis regresi untuk kelompok pembanding juga menemukan bahwa akhir IPK menurun sebagai
tahun untuk lulus meningkat, dan akhir IPK meningkat skor ACT meningkat.