Most importantly, large fluctuation

Most importantly, large fluctuations in performance such as the
onset of the second stroke were also detected due to this continuous
monitoring of therapy performance. It is likely that the nature of the
tasks that were being performed at the time of the second stroke (e.g.,
word identification, category matching, and multiplication) may have
been sensitive to underlying neurological fluctuations at play.
Interestingly, examination of Figure 4 (a-d) illustrate that during the
period of the presumed onset of the second stroke, decline in
behavioral performance was graded (not all or none) over a period of a
few days. Whether the decline in language/cognitive performance
preceded the onset of the second stroke or coincided with the second
stroke cannot be answered in this study, however, the fact that changes
in language/cognitive performance can be detected by simple
measures such as accuracy and latency on language/cognitive
processing is notable. While there are several studies that have
described the utility of biomarkers as predictors of stroke onset and
progression [27-30], this is the first study to report to changes in
language/cognitive function as a predictor of stroke onset.
Importantly, the results of this study when put into the broader
context of rehabilitation studies of post-stroke aphasia provide a
powerful alternative to current traditional approaches for therapy.
First, previous reviews have suggested that more therapy is associated
with greater recovery after stroke [9] and this study shows that daily
practice of therapy can help improve language function. Second, even
though meta-analytic reviews have found mixed results regarding the
benefits of aphasia rehabilitation [8,31], results such as the present
study contribute to the database of positive treatment outcomes after
aphasia rehabilitation. Finally, based on our own previous work
[32-36] where we have tracked patients’ performance on weekly
probes and have observed inter-session performance fluctuations, the
present study provides a more detailed window into inter-session
fluctuations (small scale fluctuations) that provide an important
contrast to large scale fluctuations (second stroke) that may occur.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Yang paling penting, fluktuasi besar dalam kinerja seperti
timbulnya stroke kedua juga terdeteksi karena terus menerus ini
pemantauan kinerja terapi. Sangat mungkin bahwa sifat dari
tugas yang sedang dilakukan pada saat stroke kedua (misalnya,
identifikasi kata, kategori yang cocok, dan perkalian) mungkin
sensitif terhadap fluktuasi neurologis yang mendasarinya bermain.
Menariknya, pemeriksaan Gambar 4 ( ad) menggambarkan bahwa selama
periode awal dianggap stroke kedua, penurunan
kinerja perilaku itu dinilai (tidak semua atau tidak) selama periode dari
beberapa hari. Apakah penurunan dalam bahasa / kinerja kognitif
mendahului timbulnya stroke kedua atau bertepatan dengan kedua
Stroke tidak dapat dijawab dalam penelitian ini, bagaimanapun, fakta bahwa perubahan
dalam bahasa / kinerja kognitif dapat dideteksi dengan sederhana
langkah-langkah seperti akurasi dan latency bahasa / kognitif
pengolahan adalah penting. Meskipun ada beberapa penelitian yang telah
dijelaskan utilitas biomarker sebagai prediktor timbulnya stroke dan
perkembangan [27-30], ini adalah studi pertama untuk melaporkan perubahan
bahasa / fungsi kognitif sebagai prediktor timbulnya stroke.
Yang penting, hasil penelitian ini ketika dimasukkan ke dalam yang lebih luas
konteks studi rehabilitasi pasca stroke aphasia memberikan
alternatif yang kuat untuk pendekatan tradisional saat ini untuk terapi.
Pertama, tinjauan sebelumnya telah menyarankan bahwa lebih terapi dikaitkan
dengan pemulihan yang lebih besar setelah stroke [9] dan penelitian ini menunjukkan bahwa setiap hari
praktek terapi dapat membantu meningkatkan fungsi bahasa. Kedua, bahkan
meskipun ulasan meta-analisis telah menemukan hasil yang beragam mengenai
manfaat rehabilitasi aphasia [8,31], hasil seperti ini
studi berkontribusi ke database dari hasil pengobatan positif setelah
rehabilitasi aphasia. Akhirnya, berdasarkan pekerjaan sebelumnya kami sendiri
[32-36] di mana kita telah dilacak kinerja pasien pada mingguan
probe dan telah mengamati fluktuasi kinerja antar-sesi, yang
studi ini memberikan jendela yang lebih rinci ke antar-sesi
fluktuasi (fluktuasi skala kecil) yang memberikan penting
Berbeda dengan fluktuasi skala besar (stroke kedua) yang mungkin terjadi.