Pertanyaan yang diajukan dirumuskan sesuai dengan peran masing-masing peserta. Untuk
contoh, para peserta di tingkat nasional ditanya tentang proses yang mengarah ke
perumusan peraturan dan standar AAS. Peserta dari pemerintah kota
diminta untuk membahas proses yang mereka bertanggung jawab atau di mana mereka terlibat. Kami mempekerjakan daftar pertanyaan wawancara, namun untuk menjaga wawancara
mengalir dengan cara alami, pertanyaan-pertanyaan yang tidak digunakan secara ketat untuk memungkinkan
peserta untuk secara terbuka mengungkapkan informasi yang relevan sebanyak mungkin.
Wawancara Pendekatan ini sesuai dengan gagasan bahwa dalam studi kasus
peneliti dapat mewawancarai orang-orang dari pengaturan yang berbeda (organisasi) untuk memfasilitasi
berbagai tingkat analisis (Yin, 2009). Mewawancarai peserta dari berbagai
kelompok pemangku kepentingan atau profesi (yaitu manager dari unit akuntansi, preparers
dan pengguna laporan pemerintah dan media) telah diadopsi di depan umum sebelumnya
studi akuntansi sektor (Jones dan Puglisi, 1997; Van Peursem dan Pratt, 1998;
Mignot dan Dolley, 2000; Christensen, 2002; Mack dan Ryan, 2006). Wawancara berlari
60-90 menit. Wawancara diadakan di kantor peserta dan
direkam, dan kemudian ditranskrip dan diterjemahkan. Sebuah ringkasan dari setiap wawancara
dibentuk dan Ulasan dengan masing-masing peserta sesegera mungkin setelah wawancara via
telepon terpisah atau kontak pribadi untuk memastikan bahwa pandangan mereka tepat
diwakili.
Mengikuti (2009) rekomendasi Yin, dan sekali koleksi datawas lengkap,
komentar secara sistematis dikategorikan menggunakan klasifikasi ditemukan dalam IPM yang
kerangka yang disediakan oleh Dambrin et al. (2007). Data kemudian dikodekan, dikategorikan dan
diberi label. Hasil menunjukkan pola yang mengindikasikan munculnya cita-cita menyerukan akrual
informasi akuntansi di sektor publik Indonesia, proses perumusan
hukum pemerintah dan kebijakan AAS, perumusan akuntansi berbasis akrual
standar dan yang menunjukkan bagaimana dan mengapa AAS itu diinternalisasi dalam satu
kota Indonesia.
Selain itu, data ditabulasi ke dalam kategori seperti periode waktu, orang atau
organisasi dan karakter tindakan dari aktor tertentu. Thiswas berguna dalam
datang ke pemahaman tentang nuansa dan kompleksitas situasi. Sebagai
interviewswere dilakukan dalam bahasa Indonesia, dan asmost dari dokumen yang digunakan
juga ditulis dalam bahasa itu, terjemahan ke Bahasa Inggris yang dilakukan oleh yang pertama
penulis. Untuk memastikan akurasi terjemahan, pilihan dari wawancara dan dokumen
ditinjau (dua kali masing-masing) oleh dua orang Indonesia yang berbahasa di Selandia Baru. The
Dambrin et al. (2007) Model ini membantu dalam mengidentifikasi dan mengkategorikan data ke
tema dan pola tertentu. Wawancara menyimpulkan pada tahun 2010.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
