This article addresses the persiste

This article addresses the persistence of reformism in sociological responses to the crisis. It
begins by considering the temporal meaning of crisis and connects it to an appraisal of the extent
to which the alternative ‘reformism or revolution’ still conditions our thinking. The article goes
on to consider radical arguments for the obsolescence of reform. It suggests that a focus on
the sociology of knowledge has impaired the discipline’s capacity to engage critically with the
reformist imaginaries that circumscribe policy debate and public commentary.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Artikel ini membahas kegigihan reformisme dalam Sosiologi respons terhadap krisis. Itudimulai dengan mempertimbangkan arti sementara krisis dan menghubungkannya ke sebuah penilaian sejauh manayang alternatif 'reformisme atau Revolusi' masih kondisi pemikiran kita. Artikel selanjutnyadi untuk mempertimbangkan radikal argumen untuk usang reformasi. Itu menunjukkan bahwa fokus padaSosiologi pengetahuan memiliki gangguan disiplin yang kapasitas untuk terlibat secara kritis denganimaginaries reformis yang membatasi perdebatan kebijakan dan komentar umum.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Artikel ini membahas kegigihan reformisme dalam tanggapan sosiologis krisis. Ini
dimulai dengan mempertimbangkan makna temporal krisis dan menghubungkan ke suatu penilaian dari sejauh
mana alternatif 'reformisme atau revolusi' masih kondisi pemikiran kita. Artikel ini melanjutkan
untuk mempertimbangkan argumen radikal untuk usang reformasi. Ini menunjukkan bahwa fokus pada
sosiologi pengetahuan telah merugikan kapasitas disiplin untuk terlibat secara kritis dengan
imaginaries reformis yang membatasi debat kebijakan dan komentar publik.