The Present StudyWorkaholism has little to do with true love of one’s  terjemahan - The Present StudyWorkaholism has little to do with true love of one’s  Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

The Present StudyWorkaholism has li

The Present Study
Workaholism has little to do with true love of one’s work or with a genuine
desire to contribute to organisational goals. Rather, workaholic employees
work hard because theymustdo so: not working evokes distress and nega-tive emotions such as irritability, anxiety, shame, and guilt. Apparently,
workaholic employees try to avoid these negative feelings by throwing
themselves into their work (Killinger, 2006). Furthermore, they have a
higher need to prove themselves compared to non-workaholic employees.
Therefore, it has been suggested that workaholism develops in response to
feelings of low self-worth and insecurity (Mudrack, 2006). Ego involvement
(Ryan, 1982), i.e. performing an activity in order to enhance or maintain
self-esteem and self-worth, is prototypical for introjected regulation. In
addition, workaholism is positively linked to socially prescribed perfection-ism (Taris, Van Beek, & Schaufeli, 2010), that is, people’s beliefs that sig-nificant others hold high standards for them and that they only will be
accepted if they meet these standards (Hewitt & Flett, 1991). Socially pre-scribed perfectionism has been linked to controlled motivation, i.e. external
regulation and introjected regulation (Miquelon, Vallerand, Grouzet, &
Cardinal, 2005)
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Penelitian iniGila kerja memiliki sedikit hubungannya dengan cinta sejati seseorang kerja atau dengan aslikeinginan untuk berkontribusi kepada tujuan organisasi. Sebaliknya, workaholic karyawanbekerja keras karena theymustdo sehingga: tidak bekerja membangkitkan emosi kesusahan dan nega-tive lekas marah, kecemasan, rasa malu dan rasa bersalah. Rupanya,karyawan workaholic mencoba untuk menghindari perasaan-perasaan negatif ini dengan melemparkandiri mereka ke dalam pekerjaan mereka (Killinger, 2006). Selain itu, mereka memilikilebih tinggi perlu untuk membuktikan diri dibandingkan dengan non-workaholic karyawan.Oleh karena itu, telah diusulkan gila kerja yang berkembang dalam menanggapiperasaan harga diri rendah dan ketidakamanan (Mudrack, 2006). Keterlibatan ego(Ryan, 1982), yaitu melakukan kegiatan untuk meningkatkan atau mempertahankanharga diri dan harga diri, adalah prototipikal untuk peraturan introjected. DalamSelain itu, gila kerja positif terkait dengan sosial ditentukan kesempurnaan-isme (Taris, Van Beek, & Schaufeli, 2010), yaitu rakyat keyakinan bahwa sig-nificant lain memegang standar yang tinggi bagi mereka dan bahwa mereka hanya akanditerima jika mereka memenuhi standar-standar ini (Hewitt & Flett, 1991). Perfeksionisme sosial pra-750.000 telah dikaitkan dengan motivasi yang dikendalikan, yaitu eksternalperaturan dan regulasi introjected (Miquelon, Vallerand, Grouzet, &Kardinal, 2005)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
Present Studi
gila kerja tak ada hubungannya dengan cinta sejati pekerjaan seseorang atau dengan tulus
keinginan untuk berkontribusi pada tujuan organisasi. Sebaliknya, karyawan workaholic
bekerja keras karena theymustdo sehingga: tidak bekerja membangkitkan marabahaya dan emosi nega-tive seperti mudah marah, kecemasan, rasa malu, dan rasa bersalah. Rupanya,
karyawan workaholic mencoba untuk menghindari perasaan negatif ini dengan melemparkan
diri ke dalam pekerjaan mereka (Killinger, 2006). Selain itu, mereka memiliki
kebutuhan yang lebih tinggi untuk membuktikan diri dibandingkan dengan karyawan non-workaholic.
Oleh karena itu, telah menyarankan bahwa gila kerja berkembang dalam menanggapi
perasaan rendah diri dan rasa tidak aman (Mudrack, 2006). Keterlibatan ego
(Ryan, 1982), yaitu melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan atau mempertahankan
harga diri dan harga diri, adalah prototipe untuk regulasi introjected. Di
samping itu, gila kerja secara positif terkait dengan secara sosial kesempurnaan-isme (Taris, Van Beek, & Schaufeli, 2010), yaitu keyakinan masyarakat bahwa sig-nifikan lain memegang standar yang tinggi bagi mereka dan bahwa mereka hanya akan
diterima jika mereka memenuhi standar ini (Hewitt & Flett, 1991). Sosial pra-jelaskan perfeksionisme telah dikaitkan dengan motivasi dikendalikan, yaitu eksternal
peraturan dan regulasi introjected (Miquelon, Vallerand, Grouzet, &
Kardinal, 2005)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: