Lampu kabut saat menyelimuti Dumai dan beberapa kota lain di Riau, yaitu Bengkalis, Pelalawan, Pekanbaru dan Rokan Hilir, disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan baik dari area dalam Riau dan dari provinsi lain, menurut kepala Bencana Badan Penanggulangan Riau (BPBD), Edwar Sanger. "Tanah dan kebakaran hutan juga terjadi di Jambi dan Sumatera Selatan. Riau menerima asap dari dua provinsi, seperti angin sedang bertiup dari selatan ke utara, "kata Edwar. Sebuah lahan dan hutan pasca kebakaran di Roesmin Nurjadin Bandara di Pekanbaru, kata dia, telah terus memadamkan titik-titik api melalui operasi tanah dan cuaca . teknologi modifikasi "Sementara itu masih dalam kategori sedang, kualitas udara di Riau sudah mulai memburuk; Oleh karena itu, satgas kami akan berusaha untuk mengatasi kebakaran di semua bidang, untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan dan kegiatan masyarakat, "kata Edwar. Berdasarkan data satelit Terra dan Aqua dikumpulkan oleh Pekanbaru bab dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG ), dua titik panas yang terdeteksi di Dumai pada Selasa pagi. Sementara itu, 15 titik panas yang terdeteksi di Kabupaten tetangga Dumai ini, Bengkalis. Empat titik panas ditemukan di Siak sementara Rokan Hilir dan Meranti Kepulauan memiliki tiga titik panas. Salah satu hot spot ditemukan di Kepulauan Meranti. "Secara total, 45 titik panas terdeteksi di Riau, 17 di antaranya berada di Pelalawan Kabupaten. Tiga hot spot telah ditemukan di Indragiri Hulu, "kata data dan informasi kepala BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi." Sementara itu, 27 dari 45 titik panas telah ditunjukkan sebagai titik api dengan tingkat keandalan lebih dari 70 persen. Pelalawan memiliki 13 titik api, disusul Bengkalis [11], Dumai [2] dan Indragiri Hulu [1], "katanya, menambahkan bahwa tingginya jumlah kebakaran dan hot spot di Riau adalah karena curah hujan yang rendah dan suhu tinggi dalam propinsi. (EBF) (+++)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..