Cinchona plants are a primary sourc

Cinchona plants are a primary source of quinine for use in the treatment of malaria. One
source for these plants is the steep hills in southern India. Sengupta, Chakravarti, and
Sarkar (1951) conducted a study for the Indian government with the goal of estimating
dry bark and quinine content of these plants. However, the measurement of dry bark
quinine yield requires uprooting the plant, stripping the bark, and drying it until a reliable
weight can be obtained. This can be a time-consuming and costly operation. Fortunately, a
simultaneous investigation demonstrated that dry bark quinine yield was highly correlated
with the volume of bark in the growing plant, computed as a function of the total height
of the plant and girths and thicknesses of the bark at a number of different heights
above ground level. All of these measurements can be made with little cost and without
uprooting and destruction of the plant. This is an ideal setting for the use of RSS with

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Cinchona tanaman adalah sumber utama kina untuk digunakan dalam pengobatan malaria. Salah satusumber untuk tanaman ini adalah bukit-bukit yang curam di India Selatan. Sengupta, Chakravarti, danSarkar (1951) melakukan penelitian untuk pemerintah India dengan tujuan untuk memperkirakankering kulit dan Kina isi dari tanaman ini. Namun, pengukuran kulit keringhasil kina memerlukan mencabut tanaman, pengupasan kulit dan pengeringan sampai yang handalberat dapat diperoleh. Ini bisa menjadi sebuah operasi yang memakan waktu dan mahal. Untungnya,simultan penyelidikan menunjukkan bahwa kering kulit kina hasil sangat berkorelasidengan volume kulit dalam tanaman tumbuh, dihitung sebagai fungsi dari jumlah tinggitanaman dan girths dan ketebalan kulit di sejumlah ketinggian yang berbedadi atas permukaan tanah. Semua pengukuran ini dapat dibuat dengan sedikit biaya dan tanpamencabut dan kehancuran tanaman. Ini adalah suasana yang ideal untuk penggunaan RSS dengan