A new economic superpower is one th

A new economic superpower is one the cards following the responding succes of the inaugural meeting of the east asia summit. Leaders attending the 16 nations talk were full of high hopes they could cooperate on a whole host of issues, most notably with integration and community-wide trade agreements.
The summit was the formation of an asian economic community (aec) a trade pact similar to the european union. With a quarter world trade and over half of the world's population within its borders, suchas an enity would become a driving force ib gloval business. It would most certainly rival other regional alliances such as the eu and nafta

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sebuah negara adikuasa ekonomi yang baru adalah salah satu kartu berikut succes menanggapi pertemuan Perdana KTT asia Timur. Pemimpin yang menghadiri pembicaraan 16 bangsa yang penuh dengan harapan tinggi mereka bisa bekerja sama pada seluruh host isu-isu, terutama dengan integrasi dan perjanjian perdagangan masyarakat luas.KTT adalah pembentukan masyarakat ekonomi Asia (aec) Perjanjian dagang yang mirip dengan Uni Eropa. Dengan seperempat perdagangan dunia dan lebih dari separuh dari populasi dunia dalam batas-batas, sepertisebagai enity akan menjadi mengemudi memaksa ib gloval bisnis. Itu pasti akan saingan aliansi daerah lain seperti Uni Eropa dan nafta

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebuah negara adidaya ekonomi baru adalah salah satu kartu menyusul keberhasilan menanggapi pertemuan perdana KTT asia timur. Pemimpin menghadiri 16 negara pembicaraan yang penuh harapan tinggi mereka bisa bekerja sama pada berbagai isu, terutama dengan perjanjian perdagangan integrasi dan masyarakat luas.
KTT itu pembentukan komunitas ekonomi Asia (AEC) pakta perdagangan yang mirip dengan serikat Eropa. Dengan perdagangan dunia seperempat dan lebih dari setengah dari populasi dunia dalam perbatasannya, suchas sebuah enity akan menjadi kekuatan pendorong ib bisnis gloval. Ini akan pasti aliansi regional lainnya saingan seperti eu dan nafta