Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
.Pada tanggal 9 Maret 2001, Indonesia Menteri Pertahanan dan panglima angkatan bersenjata yang mengumumkan baru operasi militer melawan GAM. Pada hari yang sama, Exxon Mobil, investor asing terbesar di wilayah ini, ditutup tiga nya ladang gas di Aceh Utara, mengutip serangan terhadap karyawannya. Hampir segera, lebih banyak pasukan dikirim ke Aceh Utara. Pemerintah mengklaim pasukan tambahan penting untuk perlindungan Exxon Mobil dan pembukaan kembali operasi, seperti Indonesia kontrak dengan Jepang dan Korea Selatan untuk penjualan gas alam bergantung pada pembukaan kembali bidang. (Pada awal Agustus, dua bidang telah dibuka kembali tetapi dengan banyak mengurangi produksi.) Banyak di Aceh percaya tentara menggunakan penutupan gasfield sebagai alasan untuk memulai serangan lama direncanakan.Instruksi Presiden No.4Selama empat bulan pertama tahun 2001, Presiden Wahid menolak permintaan dari para pemimpin militer Indonesia untuk me-mount operasi militer besar melawan pemberontak atau untuk mendeklarasikan sipil darurat di Aceh. Di bawah tekanan, namun, ia mengeluarkan instruksi Presiden (Inpres) No.4 tanggal 11 April, 2001.13The instruksi menyatakan bahwa upaya menyelesaikan konflik melalui dialog dengan "separatis bersenjata" telah menghasilkan tidak ada hasil dan bahwa kekerasan dari kedua meningkat. Pemerintah karena itu telah memutuskan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih komprehensif, dan untuk membahas politik, ekonomi, sosial, hukum dan ketertiban, keamanan, dan informasi dan komunikasi aspek masalah pengungsian. Untuk melakukannya ia mendirikan struktur berat yang dipimpin oleh Wakil Presiden dan melibatkan lima belas anggota kabinet, para komandan TNI dan Polri, Kepala Badan Intelijen Nasional, Gubernur Aceh dan semua kepala daerah ditunjuk Indonesia di Aceh.Dalam prakteknya, namun, hasil utama Inpres No.4 adalah restrukturisasi aparat keamanan yang bertanggung jawab untuk Aceh. Baru "operasi untuk pemulihan keamanan dan penegakan hukum" (Operasi Pemulihan Keamanan dan Penegakan Hukumor OKPH) dibentuk di bawah pengawasan secara keseluruhan mobile kepolisian nasional komandan brigade (Brimob), Yusuf Manggabarani. Di bawah Manggabarani, yang tiba di Aceh pada awal Mei 2001, Aceh kemudian kepala polisi, Brig.Gen. (Pol) Chairul Rasjid, dan Panglima Angkatan Darat Brig.Gen. Zamroni, diberikan tanggung-jawab yang sama untuk perintah operasi, yang telah digambarkan sebagai berada di bawah wewenang polisi, tetapi dengan penuh tentara cadangan. Rasjid digantikan pada bulan Juni oleh Brig.Gen (Pol) Ramli Darwis. Zamroni, mantan wakil komandan tentara Pasukan Khusus (Kopassus), adalah untuk perintah pasukan TNI, termasuk sebelas perusahaan dilaporkan diberikan pelatihan khusus oleh Kopassus di Barat Java.14The new troops embarked on a systematic effort to target suspected GAM strongholds and headquarters, with many claims by local organizations of civilians killed in the process. In June, Central Aceh was the site of a particularly violent eruption with the army claiming that GAM had massacred more than forty Javanese migrants on June 5-6 in the areas of Bandar and Timang Gajah, and GAM claiming that the TNI, together with a Javanese militia called Puja Kusuma, had massacred even more ethnic Acehnese and Gayo people in retaliation in the weeks that followed. (Both claims appear to be well-founded, but Human Rights Watch has not been able to independently confirm them.) Between the first week of June and mid-July, some 150 people had been confirmed dead by the Indonesian Red Cross, and 800 homes had been burned to the ground.15When one of Indonesia's most respected human rights organizations, Kontras, tried to conduct a fact-finding mission in Central from July 7-19, 2001 its members were stopped by Indonesian security forces and two of them detained and tortured. Both individuals were eventually released.10Tim Kell, The Roots of Acehnese Rebellion 1989-92,Cornell Modern Indonesia Project (Ithaca: 1995) pp. 62-63.11Al-Chaidar, Sayed Mudhahar Ahmad and Yarmen Dinamika, Aceh Bersim
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..