Sebagai hasil dari alasan-alasan dijelaskan yang telah mengakibatkan sejumlah inkonsistensi dan kesalahpahaman tentang upaya terakhir untuk menyelesaikan kompleksitas yang terkait dengan taksonomi genus, ada kebutuhan untuk mempekerjakan metode taksonomi all-inclusive dengan kemampuan untuk menyelesaikan beberapa konflik disorot terutama berkenaan dengan morfologi kotor dalam genus penting ini. Oleh karena itu, teknik taksonomi numerik tampaknya cocok untuk menangani keragaman besar dalam genus ini. metode numerik telah berhasil digunakan dalam berbagai penelitian sistematis pabrik di mana klasifikasi dan batas yang sulit dicapai dengan metode taksonomi konvensional (Illoh et al., 1992). Beberapa pekerja telah menekankan pentingnya metode taksonomi numerik dalam klasifikasi tanaman dan batas. Misalnya, Illoh dan Olorode (1991) digunakan taksonomi numerik dalam klasifikasi varietas indica Mangifera di Nigeria. Folorunso dan Jayeola (2009) melaporkan bahwa karakter reproduksi yang jauh lebih baik daripada karakter vegetatif sebelumnya digunakan dalam distribusi spesies Polystachya menjadi beberapa bagian mereka. Penelitian lain seperti yang dari Rhodes et al. (1970), Schilling dan Heiser (1976), Pickersgill et al. (1978), Isawumi (1985), Onyiliagha (1986) antara lain, telah diperkuat kegunaan penelitian taksonomi numerik dalam menyelesaikan konflik taksonomi penting di antara spesies. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan keuntungan dari teknik numerik untuk menyelesaikan beberapa masalah taksonomi yang saling bertentangan dalam genus Solanum menggunakan 49 karakter morfologi yang terlihat dengan harapan untuk mencapai gambaran yang lebih handal serta identifikasi yang tepat dari spesies dalam genus.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
