Disagreeing with the scenarios pres

Disagreeing with the scenarios presented, participants
started a new discussion on what risks were real. The parties
involved reviewed R2C documentation leading to these
scenarios and in the end, the divisional CFOs along with
Corporate Planning agreed on the “real” risks that needed
to be considered and rejected others as implausible. Examples
mentioned to us included a sudden drop in production
volumes and a concurrent product margin loss. While both
risks were part of R2C and thus injected into the scenario planning, the divisional CFO remarked that both risks could
not occur in combination. Following their discussion, they
settled on the agreement that a marginal decrease was to be
considered a real risk. Subsequently, they decided to track
margin development.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tidak setuju dengan skenario yang disajikan, peserta
memulai diskusi baru pada apa risiko yang nyata. Pihak
yang terlibat Ulasan dokumentasi R2C menyebabkan ini
skenario dan pada akhirnya, para CFO divisi bersama dengan
Corporate Planning menyepakati "nyata" risiko yang diperlukan
untuk dipertimbangkan dan ditolak orang lain sebagai tidak masuk akal. Contoh
disebutkan kepada kami termasuk penurunan mendadak dalam produksi
volume dan kerugian marjin produk bersamaan. Sementara kedua
risiko adalah bagian dari R2C dan dengan demikian disuntikkan ke dalam perencanaan skenario, yang divisi CFO mengatakan bahwa kedua risiko bisa
tidak terjadi dalam kombinasi. Setelah diskusi mereka, mereka
menetap di perjanjian bahwa penurunan marjinal itu harus
dianggap sebagai risiko yang nyata. Selanjutnya, mereka memutuskan untuk melacak
perkembangan marjin.