Fourteen ewes lost their FGA sponge

Fourteen ewes lost their FGA sponges during the insertion
period, and they were excluded from the experiment. A fixed-time
intrauterine insemination was performed for the remaining 90 ewes
using one of the three types of frozen-thawed semen (31, 29 and 30
ewes for the semen extenders containing egg yolk, BSA and
AndroMed, respectively). Intrauterine AI was carried out 40–46 h
after removal of the FGA sponge, regardless of the incidence of
estrus by two inseminators (A and B). In regard to the insemination dosage (0.4 ml per ewe), the numbers of spermatozoa per ewe was
approximately 100 × 106, and the number of motile spermatozoa
per ewe was approximately half that (50 × 106 per ewe). Half the
volume of each insemination dose (0.2 ml) was deposited into each
uterine horn using an insemination pipette (No. 20887; I.M.V.,
Rue Clémenceau, France) with the aid of laparoscopy [11–15].
Pregnancy was diagnosed 60 days after AI by real-time ultrasonic
scan. Lambing rate (number of ewes lambed/number of ewes
inseminated) and prolificacy (number of lambs born/number of
ewes lambed) were recorded.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Empat belas betina kehilangan FGA mereka spons selama penyisipanperiode, dan mereka dikeluarkan dari eksperimen. Waktu tetapinseminasi intrauterin dilakukan untuk sisa betina 90menggunakan salah satu dari tiga jenis beku dicairkan semen (31, 29 dan 30betina untuk Extender semen yang mengandung kuning telur, BSA danAndroMed, masing-masing). AI intrauterin dilaksanakan h 40-46Setelah penghapusan spon FGA, terlepas dari insidenestrus oleh dua inseminators (A dan B). Mengenai inseminasi dosis (0.4 ml setiap betina), adalah nomor spermatozoa per orang ewekira-kira 100 × 106, dan jumlah spermatozoa motilsetiap betina adalah sekitar setengah itu (50 × 106 per betina). Setengahvolume setiap dosis inseminasi (0.2 ml) yang disimpan ke dalam setiaptanduk rahim menggunakan inseminasi pipette (No. 20887; I.M.V.,Rue Clemenceau, Prancis) dengan bantuan Laparoskopi [11-15].Kehamilan didiagnosis 60 hari setelah AI oleh real-time ultrasonikscan. Khas rate (jumlah betina lambed/jumlah betinamenjalani inseminasi) dan prolificacy (jumlah anak-anak domba lahir/jumlahbetina lambed) direkam.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Empat belas domba yang hilang spons FGA mereka selama penyisipan
periode, dan mereka dikeluarkan dari percobaan. Sebuah tetap waktu
intrauterine insemination dilakukan untuk sisa 90 domba betina
menggunakan salah satu dari tiga jenis semen beku-dicairkan (31, 29 dan 30
domba betina untuk semen extender yang berisi kuning telur, BSA dan
AndroMed, masing-masing). Intrauterine AI dilakukan 40-46 jam
setelah penghapusan spons FGA, terlepas dari kejadian
estrus oleh dua inseminator (A dan B). Sehubungan dengan dosis inseminasi (0,4 ml per domba betina), jumlah spermatozoa per domba adalah
sekitar 100 × 106, dan jumlah spermatozoa motil
per ewe adalah sekitar setengah (50 × 106 per domba betina). Setengah
volume masing-masing dosis inseminasi (0,2 ml) diendapkan ke dalam setiap
tanduk uterus menggunakan pipet inseminasi (No. 20887, IMV,
Rue Clémenceau, Prancis). dengan bantuan laparoskopi [11-15]
Kehamilan didiagnosis 60 hari setelah AI secara real-time ultrasonik
scan. Tingkat beranak (jumlah domba beranak / jumlah domba
diinseminasi) dan perkembang-biakan (jumlah domba yang lahir / jumlah
domba beranak) dicatat.