ConclusionGross motor skills play a

Conclusion
Gross motor skills play an important role in developing the child holistically. Children with typical development would attain an acceptable level of motor proficiency by the age of nine years to participate in physical play. Overall, studies have shown that children with disabilities tend to have poorer motor skills as compared with children with typical development (Revie & Larkin, 1993; Simons et al., 2008). The findings of this study indicated that children with MLD were lagging behind their age-matched peers by approximately four years in terms of TGMD-2 test items. The skill mastery of children with MLD was significantly poorer for eight out of 12 TGMD-2 test items especially locomotor skills. The authors recommend a motor intervention programme which includes a deliberate plan to improve the skills of Gallop, Hop, Leap, Jump, Slide, Strike, Dribble and Roll.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

KesimpulanKeterampilan motorik kasar memainkan peran penting dalam mengembangkan anak secara holistik. Anak-anak dengan pembangunan khas akan mencapai tingkat yang dapat diterima motor kemahiran pada usia sembilan tahun untuk berpartisipasi dalam bermain. Secara keseluruhan, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak cacat cenderung memiliki keterampilan motorik miskin dibandingkan dengan anak-anak dengan pengembangan khas (Revie & Larkin, 1993; Simons et al., 2008). Temuan-temuan dari studi ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan MLD yang tertinggal di belakang rekan-rekan mereka cocok umur oleh kira-kira empat tahun dalam hal item tes TGMD-2. Penguasaan keterampilan anak-anak dengan MLD adalah signifikan miskin untuk delapan dari 12 TGMD-2 item tes terutama lokomotor keterampilan. Penulis menyarankan program intervensi motor yang mencakup rencana terancang untuk meningkatkan keterampilan Gallop, Hop, melompat, melompat, Slide, pemogokan, menggiring bola dan Roll.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kesimpulan
keterampilan motorik Gross memainkan peran penting dalam mengembangkan anak secara holistik. Anak-anak dengan perkembangan khas akan mencapai tingkat yang dapat diterima kemahiran motorik pada usia sembilan tahun untuk berpartisipasi dalam permainan fisik. Secara keseluruhan, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak penyandang cacat cenderung memiliki keterampilan motorik yang lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak dengan perkembangan khas (Revie & Larkin, 1993; Simons et al, 2008.). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan MLD yang tertinggal rekan-rekan seusianya mereka sekitar empat tahun dalam hal item TGMD-2 tes. Keterampilan penguasaan anak dengan MLD secara signifikan lebih miskin untuk delapan dari 12 TGMD-2 item tes terutama keterampilan gerak. Para penulis merekomendasikan program intervensi bermotor yang meliputi rencana yang disengaja untuk meningkatkan keterampilan Gallop, Hop, Leap, Jump, Slide, Strike, Dribble and Roll.