1. As a priority, a ‘true interpret

1. As a priority, a ‘true interpretation’ of the status of women in an
Islamic society should be fostered where current thinking should
be modified at the school level to promote the inclusion of women
in economic activities. A positive change in the portrayal of stereotypical
images of women in society together with general support
and encouragement from family would help young women to develop
entrepreneurial ambitions.
2. Inadequate public transport plays a major role in restricting the
mobility of women in Pakistan. Transport facilities such as buses
and vans continue to segregate genders by providing separate seating
for men and women; only two or three rows are available for
women using public transport. There is a need to change this system.
Government should take the lead in revising the provision of
these services, enabling more women to access transport and travel
more freely in the course of running their enterprises.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

1. Sebagai prioritas, sebuah 'penafsiran yang benar' dari status perempuan dalam
masyarakat Islam harus dipupuk mana pemikiran saat ini harus
diubah di tingkat sekolah untuk mempromosikan keterlibatan perempuan
dalam kegiatan ekonomi. Sebuah perubahan positif dalam penggambaran stereotip
gambar perempuan dalam masyarakat bersama-sama dengan dukungan umum
dan dorongan dari keluarga akan membantu wanita muda untuk mengembangkan
ambisi kewirausahaan.
2. Angkutan umum yang tidak memadai memainkan peran utama dalam membatasi
mobilitas perempuan di Pakistan. Fasilitas transportasi seperti bus
dan van terus memisahkan jenis kelamin dengan menyediakan tempat duduk terpisah
untuk pria dan wanita; hanya dua atau tiga baris yang tersedia untuk
wanita yang menggunakan transportasi umum. Ada kebutuhan untuk mengubah sistem ini.
Pemerintah harus memimpin dalam merevisi penyediaan
layanan ini, memungkinkan lebih banyak perempuan untuk mengakses transportasi dan perjalanan
lebih bebas dalam rangka menjalankan usaha mereka.