Yellow fever virus is the archetypa

Yellow fever virus is the archetypal flavivirus and is transmitted by the mosquito Aedes aegypti, as first hypothesised by Carlos Finlay in 1881 and shown by experimental transmission to army volunteers by Walter Reed in 1900 (Frierson, 2010). The virus causes yellow fever which can have fatality rates of 20–80% depending on the circumstances; while none of Walter Reed's 14 volunteers died a repeat of the experiment in Cuba by John Guiteras in 42 individuals resulted in severe disease in 8 and three deaths (Frierson, 2010). Many other laboratory and field workers became infected in the course of their studies (including Max Theiler who developed the vaccine in use today) and several died. Max Theiler fortunately survived. Yellow fever is now confined mostly to low and middle income countries but was initially also present in Europe and the Southern States of America including Texas and Florida; Cuba was particularly affected. While there has been much concern over the neurotropism of vaccine strains the primary cause of death from yellow fever is viscerotropic disease resulting in jaundice.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Virus demam kuning adalah flavivirus pola dasar dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes aegypti, ketika pertama kali hypothesised oleh Carlos Finlay tahun 1881 dan ditunjukkan oleh transmisi eksperimental untuk tentara sukarelawan oleh Walter Reed pada tahun 1900 (Frierson, 2010). Virus menyebabkan demam kuning yang dapat memiliki tingkat fatalitas 20-80% tergantung pada keadaan; Sementara tidak ada sukarelawan 14 Walter Reed meninggal mengulang percobaan di Kuba oleh John Guiteras pada individu 42 mengakibatkan penyakit berat 8 dan tiga kematian (Frierson, 2010). Banyak pekerja laboratorium dan bidang lain menjadi terinfeksi dalam studi mereka (termasuk Max Theiler yang dikembangkan vaksin digunakan hari ini) dan beberapa meninggal. Max Theiler Untungnya selamat. Demam kuning adalah sekarang terbatas pada sebagian besar negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tetapi awalnya juga hadir di Eropa dan negara-negara selatan Amerika, termasuk Texas dan Florida; Kuba sangat terpengaruh. Sementara ada banyak kekhawatiran atas neurotropism galur vaksin penyebab utama kematian akibat demam kuning adalah penyakit viscerotropic yang mengakibatkan penyakit kuning.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

virus demam kuning adalah flavivirus pola dasar dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, seperti pertama hipotesis oleh Carlos Finlay pada 1881 dan ditunjukkan oleh transmisi eksperimental untuk relawan tentara oleh Walter Reed pada tahun 1900 (Frierson, 2010). virus penyebab demam kuning yang dapat memiliki tingkat kematian 20-80% tergantung pada keadaan; sementara tidak ada Walter Reed 14 relawan tewas pengulangan percobaan di Kuba oleh John Guiteras di 42 individu mengakibatkan penyakit parah pada 8 dan tiga kematian (Frierson, 2010). Banyak laboratorium dan lapangan pekerja lainnya menjadi terinfeksi dalam perjalanan studi mereka (termasuk Max Theiler yang mengembangkan vaksin yang digunakan saat ini) dan beberapa meninggal. Max Theiler untungnya selamat. Demam kuning sekarang terbatas terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tetapi awalnya juga hadir di Eropa dan Amerika Selatan Amerika termasuk Texas dan Florida; Kuba adalah sangat terpengaruh. Meskipun telah ada banyak keprihatinan atas neurotropism vaksin strain penyebab utama kematian akibat demam kuning penyakit viscerotropic mengakibatkan penyakit kuning.