can be confidential, put into effec

can be confidential, put into effect more quickly, and easily modified)
and are increasingly common health diplomacy instruments.
Global Initiatives and International Organizations. Various terms have
been used to describe the need for diplomatic representation for organized
nonstate entities (Ross 2010).Multistakeholder diplomacy encompasses
the larger sphere of interactions among nonstate actors, as well
as state actors that have not traditionally participated in foreign affairs.
As global health assistance has increased over the last two decades, the
number of long-term partnerships between government and nongovernmental
organizations (NGOs) to implement health services delivery,
capacity-building projects, and research has risen as well. Public- and
private-sector institutions now jointly support dozens of global health
partnerships, such as the Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and
Malaria; the GAVI Alliance (launched as the Global Alliance for Vaccines
and Immunization); Stop TB; Roll Back Malaria; and the Global
Polio Eradication Initiative (Nishtar 2004). These public-private partnerships,
generally governed by a board of directors rather than through
the consensus process more common among traditional multilaterals,
bring a new dimension to the field.
The setting of norms and standards that cross human, animal, and environmental
health sectors also necessitatesmultistakeholder diplomacy.
Multinational engagement in crafting and promulgating such norms requires
health and diplomatic expertise, although negotiations often take
place in a less formal, more technical forum. For example, the United
Nations Food and Agricultural Organization (FAO) serves as a forum
for the international community on food production issues, whereas
WHO takes the lead on global public health issues, which include food
safety. These two specialized agencies jointly administer the Codex Alimentarius
process, which is a nonbinding tool to help align consumer
health protections and fair trade practices internationally (WHO and
FAO 2006).
Counterbalancing Conflict through Diplomacy. Bourne conceived of
health diplomacy as a way to “transcend traditional and more volatile
and emotional concerns” (Bourne 1978, 121). Perhaps the most
spectacular example of multistakeholder health diplomacy during
conflict was the U.S.-Soviet cooperation in eradicating smallpox at the
height of the cold war, under the aegis of the WHO (Manela 2010). In
this case, the rival powers did not sign formal agreements or treaties but

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

dapat menjadi rahasia, dimasukkan ke dalam efek yang lebih cepat, dan mudah dimodifikasi)dan semakin umum kesehatan diplomasi instrumen.Inisiatif global dan organisasi internasional. Memiliki berbagai persyaratantelah digunakan untuk menggambarkan kebutuhan untuk perwakilan diplomatik untuk diselenggarakanentitas nonnegara (Ross 2010).Diplomasi Multistakeholder meliputilingkup besar interaksi antara pelaku nonnegara, sertasebagai aktor negara yang belum berpartisipasi secara tradisional di luar negeri.Sebagai bantuan kesehatan global telah meningkat selama dua dekade terakhir,jumlah kemitraan jangka panjang antara pemerintah dan non-pemerintahorganisasi (LSM) untuk menerapkan pemberian layanan kesehatan,proyek pembangunan kapasitas, dan penelitian telah meningkat juga. -Masyarakat danlembaga swasta sekarang bersama-sama mendukung puluhan kesehatan globalKemitraan, seperti Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis danMalaria; GAVI Alliance (diluncurkan sebagai Aliansi Global untuk vaksindan Imunisasi); Berhenti TB; Roll Back Malaria; dan GlobalPolio pemberantasan inisiatif (Nishtar 2004). Kemitraan publik-swasta ini,umumnya dipimpin oleh Dewan Direksi, bukan melaluiproses konsensus yang lebih umum di antara lembaga multilateral tradisional,membawa dimensi baru ke lapangan.Pengaturan norma dan standar yang melintasi manusia, hewan dan lingkungankesehatan juga sektor necessitatesmultistakeholder diplomasi.Multinasional keterlibatan dalam kerajinan dan mengajarkan norma-norma tersebut memerlukanKesehatan dan diplomatik keahlian, meskipun negosiasi sering mengambiltempat di sebuah forum yang kurang formal, lebih teknis. Sebagai contoh, InggrisNegara makanan dan pertanian Organization (FAO) berfungsi sebagai forumbagi masyarakat internasional pada masalah produksi pangan, sedangkanYANG mengambil memimpin pada isu-isu kesehatan masyarakat global, yang mencakup makanankeselamatan. Kedua lembaga khusus bersama-sama mengelola Codex Alimentariusproses, yang merupakan alat diterapkannya untuk membantu meluruskan konsumenperlindungan kesehatan dan praktik perdagangan yang adil internasional (yang danFAO TAHUN 2006).Penyeimbang konflik melalui diplomasi. Bourne dikandungdiplomasi kesehatan sebagai cara untuk "melampaui tradisional dan lebih tidak stabildan masalah-masalah emosional"(Bourne 1978, 121). Mungkin yang palingspektakuler contoh multistakeholder kesehatan diplomasi selamakonflik adalah kerjasama US-Soviet pemberantasan cacar dipuncak perang dingin, di bawah naungan WHO (Manela 2010). DalamHal ini, kekuasaan saingan tidak menandatangani perjanjian formal atau perjanjian tetapi