perhaps one of the greatest times o

perhaps one of the greatest times of interfaith cooperation
and dialogue in the last
century was during the civil rights movement. Led by the Rev. Dr. Martin Luther
King Jr., this movement of faith led people to find their commonality in the
struggle for human dignity and equality
. . . .
The movement was character
ized by
the notion that faith groups participate together for the betterment of social and
political institutions and to make systemic change. And, perhaps, most
importantly, we were reminded that the
“
other
”
is not an enemy or someone to be
feared, but ra
ther a complement to us and a partner in the journey to become more
loving and human together.
(
Hafner
&
Kram
,
2010
:
5L)

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

mungkin salah satu kali terbesar kerjasama antar agamadan dialog di terakhir abad ini selama gerakan hak-hak sipil. Dipimpin oleh Pdt. Dr. Martin Luther King Jr, gerakan ini iman memimpin orang untuk menemukan kesamaan mereka di perjuangan untuk martabat manusia dan kesetaraan. . . . Gerakan adalah karakterized oleh gagasan bahwa kelompok iman berpartisipasi bersama-sama untuk kemajuan sosial dan lembaga-lembaga politik dan membuat perubahan sistemik. Dan, mungkin, yang paling penting, kita diingatkan bahwa “lainnya”bukanlah musuh atau seseorang harus takut, tetapi raada pelengkap untuk kami dan mitra dalam perjalanan untuk menjadi lebih mencintai dan manusia bersama-sama. (Hafner &Kram, 2010: 5 L)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

mungkin salah satu saat terbesar dari kerjasama antar agama
dan dialog di babak
abad itu selama gerakan hak-hak sipil. Dipimpin oleh Pdt Dr Martin Luther
King Jr, gerakan ini iman menyebabkan orang untuk menemukan kesamaan mereka dalam
perjuangan untuk martabat manusia dan
kesetaraan. . . .
Gerakan itu karakter
terwujud dengan
gagasan bahwa kelompok agama berpartisipasi bersama-sama untuk kemajuan sosial dan
lembaga-lembaga politik dan untuk membuat perubahan sistemik. Dan, mungkin, yang paling
penting, kami mengingatkan bahwa "lainnya" bukan musuh atau seseorang yang akan ditakuti, tapi ra ther pelengkap kami dan mitra dalam perjalanan untuk menjadi lebih penuh kasih dan manusia bersama-sama. (Hafner & Kram , 2010: 5L)