Biografi presiden Ir. Soekarno
Sukarno (June 6, 1901 – June 21, 1970) was the first President of Indonesia. He helped the country win its independence from the Netherlands and was President from 1945 to 1967, presiding with mixed success over the country's turbulent transition to independence. Sukarno was forced down from power by one of his generals.
The son of a Javanese school teacher and his Balinese wife from Buleleng regency, Sukarno was born in Blitar, East Java in the Dutch East Indies (now Indonesia). He was admitted into a Dutch-run school as a child. When his father sent him to Surabaya in 1916 to attend a secondary school, he met Tjokroaminoto, a future nationalist. In 1921 he began to study at the Technische Hogeschool (Technical Institute) in Bandung. He studied civil engineering and focused on architecture.
Atypically, even among the colony's small educated elite, Sukarno was fluent in several languages. In addition to the Javanese language of his childhood, he was a master of Sundanese and of Indonesian, and especially strong in Dutch. He was also quite comfortable in German, English, and French. Sukarno once remarked that when he was studying in Surabaya, he often sat behind the screen in movie theaters reading the Dutch subtitles in reverse because the front seats were only for elite Dutch people.
In his studies, Sukarno was "intensely modern," both in architecture and in politics. Sukarno interpreted these ideas in his dress, in his urban planning for the capital (eventually Jakarta), and in his socialist politics. For Sukarno, modernity was blind to race, neat and Western in style, and anti-imperialist.
Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Biografi presiden Ir. SoekarnoSukarno (6 Juni 1901 – 21 Juni 1970) adalah Presiden Indonesia pertama. Dia membantu negara memenangkan kemerdekaannya dari Belanda dan Presiden dari tahun 1945 sampai 1967, dengan campuran sukses memimpin negara bergolak peralihan menuju kemerdekaan. Sukarno dipaksa turun dari kekuasaan oleh salah satu jenderalnya.Putra seorang guru sekolah Jawa dan istrinya Bali dari Kabupaten Buleleng, Sukarno lahir di Blitar, Jawa Timur di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Ia mengakui ke sekolah dikelola oleh Belanda sebagai seorang anak. Ketika ayahnya mengirimnya ke Surabaya pada 1916 untuk menghadiri sebuah sekolah menengah, ia bertemu Tjokroaminoto, seorang nasionalis masa depan. Pada tahun 1921 ia mulai belajar pada Technische Hogeschool (Technical Institute) di Bandung. Ia belajar teknik sipil dan terfokus pada arsitektur.Atypically, bahkan di antara koloni kecil elite berpendidikan, Sukarno adalah fasih dalam beberapa bahasa. Bahasa Jawa kecilnya, ia adalah seorang master Sunda dan Indonesia, dan terutama kuat dalam bahasa Belanda. Dia adalah juga cukup nyaman di Jerman, Inggris dan Perancis. Sukarno pernah mengatakan bahwa ketika ia belajar di Surabaya, dia sering duduk di belakang layar di bioskop membaca sub judul Belanda secara terbalik karena kursi depan hanya untuk elit orang Belanda.Dalam studinya, Sukarno adalah "sangat modern," dalam arsitektur dan politik. Sukarno ditafsirkan ide-ide dalam gaun nya, dalam nya perencanaan kota modal (akhirnya Jakarta), dan dalam politik sosialis. Bagi Sukarno, modernitas adalah buta ras, rapi dan Barat dalam gaya, dan anti-imperialis.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..

Biografi Presiden Ir. Soekarno
Soekarno (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) adalah Presiden pertama Indonesia. Dia membantu negara memenangkan kemerdekaan dari Belanda dan Presiden 1945-1967, memimpin dengan keberhasilan yang beragam atas transisi bergolak negara untuk kemerdekaan. Sukarno dipaksa turun dari kekuasaan oleh salah satu jenderalnya. Putra seorang guru sekolah Jawa dan istri Bali-nya dari Kabupaten Buleleng, Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Ia dibawa ke sekolah Belanda-lari sebagai seorang anak. Ketika ayahnya mengirimnya ke Surabaya pada tahun 1916 untuk menghadiri sekolah menengah, ia bertemu Tjokroaminoto, seorang nasionalis masa depan. Pada tahun 1921 ia mulai belajar di Technische Hogeschool (Technical Institute) di Bandung. Ia belajar teknik sipil dan terfokus pada arsitektur. Atypically, bahkan di antara elit terdidik kecil koloni, Sukarno fasih dalam beberapa bahasa. Selain bahasa Jawa masa kecilnya, ia adalah seorang master Sunda dan Indonesia, dan khususnya kuat di Belanda. Dia juga cukup nyaman dalam bahasa Jerman, Inggris, dan Perancis. Sukarno pernah mengatakan bahwa ketika ia belajar di Surabaya, ia sering duduk di belakang layar di bioskop membaca sub judul Belanda secara terbalik karena kursi depan hanya untuk orang-orang Belanda yang elit. Dalam studinya, Soekarno "sangat modern," baik dalam arsitektur dan politik. Sukarno ditafsirkan ide-ide dalam pakaiannya, dalam perencanaan kota ke ibukota (akhirnya Jakarta), dan dalam politik sosialisnya. Untuk Sukarno, modernitas buta ras, rapi dan Barat dalam gaya, dan anti-imperialis.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
