Figure 1-35comparison of drag Cl/Cd

Figure 1-35
comparison of drag Cl/Cd, endurance factor, and range factor for the HF-1 at 36-kft altitude.

Figure 1-35
comparison of drag Cl/Cd, endurance factor, and range factor for the HF-1 at 36-kft altitude.

Example 1-8. Calculate the mach giving maximum cl/cd at 20-kft altitude for the HF-1 aircraft at 90 percent of maximum gross takeoff weight and a load factor of 1.

Solution. From Fig.1-24 at Mo

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Gambar 1-35perbandingan drag Cl Cd, faktor daya tahan, dan berbagai faktor HF-1 di ketinggian 36-kft.Gambar 1-35perbandingan drag Cl Cd, faktor daya tahan, dan berbagai faktor HF-1 di ketinggian 36-kft.Contoh 1-8. Menghitung mach memberikan cl/cd maksimum di ketinggian 20-kft pesawat HF-1 di 90 persen dari berat maksimum lepas landas kotor dan faktor beban 1.Solusi. Dari gambar 1-24 mo < 0.8, Cdo = 0,012, K1 = 0,20, dan K2 = 0.PENERBANGAN DIPERCEPAT. Untuk penerbangan kondisi ketika dorong T lebih besar dari tarik D, ekspresi untuk konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan mencatat pertama dari EQ (1-28) yang ==kita mendefinisikan rasio tarik D + R dorong T seperti ==Persamaan di atas untuk dorong untuk berat badan menjadi ==Sekarang EQ (1-35) dapat ditulis sebagaiSejak Ps dt = dze, persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk paling berguna ==Gambar 1-37Organisasi dari sebuah tim desain khas kendaraan.sebagai ==Gambar 1-38Desain pesawat.Angka 1-39 Motor roket propelan cairan.Gambar 1-40Motor roket propelan padat.Gambar 1-41Diagram skematik statis roket mesin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Gambar 1-35
perbandingan tarik Cl / Cd, faktor daya tahan, dan faktor range untuk-HF 1 pada ketinggian 36 k £. Gambar 1-35 perbandingan tarik Cl / Cd, faktor daya tahan, dan faktor range untuk-HF 1 orang di 36 k £ ketinggian. Contoh 1-8. Hitung mach memberikan cl maksimum / cd di ketinggian 20-kii untuk HF-1 pesawat pada 90 persen dari maksimum lepas landas berat kotor dan faktor beban 1. Solusi. Dari Fig.1-24 di Mo <0,8, Cdo = 0,012, K1 = 0,20, dan K2 = 0. FLIGHT dipercepat. Untuk kondisi penerbangan ketika thrust T lebih besar dari tarik D, ekspresi untuk konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan terlebih dahulu mencatat dari Persamaan. (28/01) bahwa == kita mendefinisikan rasio tarik D + R untuk dorong T sebagai == Persamaan di atas untuk dorong berat menjadi == Sekarang Persamaan. (1-35) dapat ditulis kembali sebagai Sejak Ps dt = Dze, persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk yang paling berguna == Gambar 1-37 Organisasi dari tim desain kendaraan khas. Sebagai == Gambar 1-38 desain Pesawat. Gambar 1-39 bermotor Liquid-propelan roket. Gambar 1-40 Solid-propelan motor roket. Gambar 1-41 Skema diagram mesin roket statis.