PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan PPOK adalah:Memperbaiki kemampua terjemahan - PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan PPOK adalah:Memperbaiki kemampua Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

PenatalaksanaanTujuan penatalaksana

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada fase akut, tetapi juga fase kronik.
Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.
Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih awal.

Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghentikan merokok, menghindari polusi udara.
Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila tidak ada infeksi antimikroba tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas atau pengobatan empirik.
Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih kontroversial.
Pengobatan simtomatik.
Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat 1 - 2 liter/menit.

Tindakan rehabilitasi yang meliputi:
Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret bronkus.
Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang paling efektif.
Latihan dengan beban olah raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani.
Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali mengerjakan pekerjaan semula.

Pathogenesis Penatalaksanaan (Medis)
Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara
Obat bisolvon
Bisolvon bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran  pernafasan dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakaridayangterdapat pada sputum/dahaksehingga lebih mudah dikeluarkan.
N-acetylcysteine (NAC). NAC selain sebagai agen mukolitik, juga berperan sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, serta imunomodulator.
Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan :
Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi
Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2
Fisioterapi membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik.
Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratopium bromida 250 mg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,25 - 0,56 IV secara perlahan.

Terapi jangka panjang di lakukan :
Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4×0,25-0,5/hari dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut.
Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran napas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru.
Fisioterapi
Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
Mukolitik dan ekspektoran
Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II dengan PaO2 (7,3 Pa (55 MMHg)
Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.

Penatalaksanaan menurut derajat PPOK
Berhenti merokok/mencegah pajanan gas/partikel berbahaya
Menghindari faktor pencetus
Vaksinasi Influenza
Rehabilitasi paru
Pengobatan/medikamentosa di antaranya penggunaan bronkodilator kerja singkat (SABA, antikolinergik kerja singkat), penggunaan bronkodilator kerja lama (LABA, antikolinergik kerja lama), dan obat simtomatik. Pemberian kortikosteroid dapat digunakan berdasarkan derajat PPOK.
Pada PPOK derajat sangat berat diberikan terapi oksigen
Reduksi volume paru secara pembedahan (LVRS) atau endoskopi (transbronkial) (BLVR)

0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan PPOK adalah:Memperbaiki kemampuan penderita disebabkannya gejala tidak hanya pada dalam fase akut, tetapi juga dalam fase kronik.Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila pada penyakitnya dapat dideteksi lebih awal.Penatalaksanaan PPOK pada sanggarnya lanjut adalah sebagai berikut:Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya saja segera menghentikan merokok, menghindari polusi udara.Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai macam cara.Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila pada tidak ada infeksi antimikroba tidak diberikan tagline. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi berlaku sesuai hasil uji sensitivitas atau pengobatan empirik.Disebabkannya bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid untuk disebabkannya proses inflamasi (bronkospasme) masih kontroversial.Pengobatan simtomatik.Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat 1 - 2 liter/menit.Tindakan rehabilitasi yang meliputi:Fisioterapi, terutama keaslian bertujuan untuk membantu pengeluaran rahasia bronkus.Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang paling efektif.Latihan dengan beban olah raga akupunktur tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani.Bimbingan kejuruan, berlaku usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali mengerjakan pekerjaan semula.Patogenesis Penatalaksanaan (Medis)Pencegahan: Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udaraObat bisolvonBisolvon dan memulai bekerja dengan mengencerkan sekret pada atau pernafasan dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakaridayangterdapat pada dahak dahaksehingga lebih mudah dikeluarkan.N-acetylcysteine (NAC). NAC Selain itu sebagai agen mukolitik, juga berperan sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, serta imunomodulator. Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan: Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksiOksigen terapi diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2Fisioterapi membantu pasien untuk mengelurakan dahak dengan baik.Bronkodilator, untuk disebabkannya obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratopium bromida 250 mg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,25 - 0,56 IV secara perlahan.Terapi jangka panjang di lakukan: Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin 4 × 0, 25-0,5/hari dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut.Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi atau napas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru.FisioterapiLatihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisikMukolitik dan ekspektoranTerapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II dengan PaO2 (7,3 Pa (55 MMHg)Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan dan memulai bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu tagline kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.Penatalaksanaan menurut derajat PPOKBerhenti merokok mencegah pajanan gas partikel berbahayaMenghindari faktor pencetusVaksinasi InfluenzaRehabilitasi paruPengobatan medikamentosa di antaranya penggunaan bronkodilator kerja singkat (SABA, antikolinergik kerja singkat), penggunaan bronkodilator kerja lama (LABA, antikolinergik kerja lama), dan obat simtomatik. Pemberian kortikosteroid dapat ini digunakan dalan berdasarkan derajat PPOK.Pada PPOK derajat sangat berat diberikan terapi oksigenReduksi volume paru secara pembedahan (LVRS) atau endoskopi (transbronkial) (BLVR)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan PPOK Adalah: . Memperbaiki kemampuan Penderita Mengatasi gejala TIDAK Hanya PADA fase Akut, tetapi JUGA fase kronik . Memperbaiki kemampuan Penderita hearts melaksanakan Diagram melukiskan LC harian . Mengurangi Laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya DAPAT LEBIH dideteksi Awal Penatalaksanaan PPOK PADA Usia lanjut Adalah sebagai berikut: Meniadakan faktor etiologi / presipitasi, misalnya Segera menghentikan merokok, Menghindari Polusi Udara. Membersihkan sekresi bronkus DENGAN BERBAGAI pertolongan Cara. Memberantas Infeksi DENGAN antimikroba. Apabila TIDAK ADA Infeksi antimikroba TIDAK Perlu diberikan. Pemberian antimikroba Harus Tepat Sesuai DENGAN Kuman penyebab Infeksi Yaitu Sesuai hasil temuan uji sensitivitas ATAU Pengobatan empirik. Mengatasi bronkospasme DENGAN obat-obat bronkodilator. PENGGUNAAN kortikosteroid UNTUK Mengatasi Proses inflamasi (bronkospasme) Masih kontroversial. Pengobatan simtomatik. Penanganan Terhadap komplikasi-komplikasi Yang Timbul. Pengobatan Oksigen, Bagi Yang memerlukan. . Oksigen Harus diberikan DENGAN Aliran Lambat 1-2 liter / menit rehabilitasi Tindakan Yang meliputi: . Fisioterapi, terutama bertujuan UNTUK membantu pengeluaran ada bronkus rahasia Latihan pernapasan, UNTUK melatih Penderita agar Bisa melakukan pernapasan Yang memucat Efektif. Latihan DENGAN BEBAN olah raga Tertentu, DENGAN tujuan UNTUK * Memulihkan Kesegaran Jasmani. bimbingan kejuruan, Yaitu usaha Yang dilakukan Terhadap Penderita DAPAT Kembali mengerjakan Pekerjaan Semula. Patogenesis Penatalaksanaan (Medis) Pencegahan: Mencegah Kebiasaan merokok, Infeksi, Dan Polusi Udara Obat bisolvon Bisolvon Bekerja DENGAN mengencerkan sekret PADA Saluran pernafasan DENGAN jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein Dan mukopolisakaridayangterdapat PADA sputum / dahaksehingga LEBIH MUDAH dikeluarkan. N-acetylcysteine ​​(NAC). NAC selain sebagai agen mukolitik, JUGA berperan sebagai antioksidan Dan anti-inflamasi, Serta imunomodulator. Terapi eksaserbasi Akut di lakukan DENGAN: Antibiotik, KARENA eksaserbasi Akut biasanya Disertai Infeksi Terapi Oksigen diberikan JIKA Terdapat Kegagalan pernapasan KARENA hiperkapnia Dan berkurangnya sensitivitas Terhadap CO2 Fisioterapi membantu Pasien UNTUK mengelurakan sputum DENGAN Baik. bronkodilator, UNTUK Mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya golongan adrenergik b Dan anti kolinergik. PADA Pasien DAPAT diberikan salbutamol 5 mg Dan ATAU ipratopium bromida 250 mg tiap 6 jam diberikan DENGAN nebulizer ATAU Aminofilin 0,25 - 0,56 IV Beroperasi perlahan. Terapi Jangka Panjang di lakukan: Antibiotik UNTUK kemoterapi preventif Jangka Panjang, ampisilin 4 × 0, 25-0,5 / hari DAPAT Menurunkan Kejadian eksaserbasi Akut. bronkodilator, tergantung Tingkat reversibilitas obstruksi Saluran napas tiap Pasien Maka SEBELUM pemberian obat Suami Dibutuhkan Pemeriksaan obyektif Dari fungsi fungsi faal paru. Fisioterapi Latihan Fisik UNTUK meningkatkan Toleransi Diagram melukiskan LC Fisik Mukolitik Dan ekspektoran Terapi Oksigen Jangka Panjang Bagi Pasien Yang mengalami Gagal napas tipe II DENGAN PaO2 (7,3 Pa (55 mmHg) Rehabilitasi, Pasien cenderung menemui kesulitan Bekerja, merasa Sendiri Dan terisolasi, UNTUK ITU Perlu Kegiatan sosialisasi agar terhindar Dari depresi. Penatalaksanaan * Menurut derajat PPOK Berhenti merokok / mencegah pajanan gas / partikel Berbahaya Menghindari faktor pencetus Vaksinasi Influenza Rehabilitasi paru Pengobatan / medikamentosa di antaranya PENGGUNAAN bronkodilator kerja Singkat (SABA, antikolinergik kerja Singkat), PENGGUNAAN bronkodilator kerja lama (LABA, antikolinergik kerja lama), Dan obat simtomatik. Pemberian kortikosteroid DAPAT digunakan berdasarkan derajat PPOK. PADA PPOK derajat Sangat Berat diberikan terapi yang Oksigen Reduksi Volume paru Beroperasi pembedahan (LVRS) ATAU endoskopi (transbronkial) (BLVR)


















































Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: