1. PendahuluanFosfolipid (PLs) adal

1. Pendahuluan
Fosfolipid (PLs) adalah konstituen utama dari membran sel dan memainkan peranan yang penting dalam biokimia dan fisiologi sel (Kidd & kepala, 2005). PLs telah secara luas digunakan dalam makanan, produk farmasi, dan kosmetik sebagai sangat efficient emulsifiers. Dalam beberapa dekade terakhir, asam lemak tak jenuh ganda n 3 (n 3 PUFA), khususnya asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA), telah menerima significant scientific perhatian karena mereka benefits Kesehatan, yang meliputi peningkatan fungsi kekebalan tubuh dan pencegahan penyakit jantung dan kanker (Khandelwal et al., 2013; Komprda, 2012; Kromhout, Bosschieter, & de Lezenne Coulander, 1985; Larsson, Kumlin, Ingelman-Sundberg, & sekarang Ferrari Guitar, 2004). Konsumsi n 3 PUFA juga telah dilaporkan untuk memberikan benefits penting sehubungan dengan fungsi otak dan retina, serta mempercepat pertumbuhan bayi prematur (Carlson, Werkman, Peeples, Cooke, & Tolley, 1993; Lanting, Fidler, Huisman, Touwen, & Boersma, 1994; Van Neuringer, Connor, Darmstadt, & Barstad, 1984). Rantai panjang n 3 PUFAs karakteristik laut minyak dan pervasively terjadi di PLs spesies fish dan Kelautan, dengan EPA dan DHA umumnya akuntansi untuk hingga 50% asam lemak konstituen mereka (Haraldsson & Thorarensen, 1999). Kehadiran PUFA rantai panjang dan leleh rendah diyakini untuk menambahkan fluidity dan mobilitas membran sel dan dengan demikian, mereka menyesuaikan integritas membran dan berfungsi dengan baik dalam suhu ambien yang rendah (Haraldsson & Thorarensen, 1999). Selain itu, asam lemak lebih mudah diserap dalam tubuh sebagai PL daripada sebagai sesuai trigliserida (tag) atau etil Ester (Galli et al., 1992). Karena influence positif dari PUFAs n 3 pada kesehatan manusia, ada permintaan untuk mereka di bidang industri farmasi di PL formulir serta bentuk TAG alami (Carlson, 1991). Lemaitre-Delaunay et al. (1999) telah memberikan bukti untuk lebih tinggi ketersediaanhayati DHA untuk integrasi dalam eritrosit pada manusia dewasa ketika DHA disediakan dalam PL bukan dalam TAG. Wijendran et al. (2002) juga melaporkan bahwa PL tentang 2.1-fold lebih efektif daripada TAG sebagai substrat untuk akresi otak arachidonic acid dalam mengembangkan-ment neonatal primata otak. Meskipun PLs yang mengandung n 3 PUFA tersedia di fish dan produk kelautan, refinement prosedur, termasuk melelahkan ekstraksi dan pemisahan, diperlukan untuk digunakan oleh industri. Dengan demikian, enzimatik modification menggunakan tanaman murah lesitin (PC, phosphatidylcholine) dan sumber PUFA kaya n 3 mungkin metode yang efektif untuk mendapatkan n 3 diperkaya PUFA PLs. penggantian asam lemak residu hadir dalam PL asli oleh asam lemak dengan efek fisiologis beneficial dapat menyebabkan disesuaikan PLs yang menawarkan peluang pemasaran untuk produsen nutraceuticals menarik. Minat dalam produksi PLs terstruktur yang mengandung asam lemak specific residu juga meningkat significantly dalam beberapa tahun terakhir. Vikbjerg, Mu dan Xu (2007) telah melaporkan bahwa phospholipase dikatalisasi A2 sintesis PL dengan asam kaprilat oleh Asil modification sn 2 posisi di PLs. Hossen dan Hernandez (2005) telah melaporkan bahwa IM RM Lypozyme (dari Rhizomucor miehei) dan IM TL Lipozyme (dari Thermomyces lanuginosus) yang efektif dalam penggabungan terkonjugasi asam linoleat ke kedelai PL. Penelitian sebelumnya mengenai penggabungan n 3 PUFA ke PC oleh phospholipase A1 (PLA1) yang bergerak pada Duolite A568 sebagai pembawa telah melaporkan (Kim, Garcia, & Hill, 2010). Namun, meskipun n mengandung modified PC 3 PUFA dapat diproduksi berhasil, ada penurunan seiring significant PC hasil akibat hidrolisis. Oleh karena itu, sangat penting untuk studi sarana untuk meningkatkan hasil yang diinginkan dari modified PC. Dalam studi ini, rinci eksperimen yang dilakukan mengenai Imobilisasi atas PLA1 posisi, dan kemudian bergerak enzim bekerja untuk modification dari PC. PC dari kedelai dan diperkaya n 3 PUFA dari fish minyak digunakan sebagai substrat