PEMBAHASAN
ikan zebra ini memiliki potensi untuk menjadi
model yang berharga untuk studi sejumlah
proses fisiologis dan karena itu digunakan
sebagai sistem model dalam penelitian ini untuk menyelidiki
mekanisme yang DM mempengaruhi reproduksi
kinerja sebagai temuan dapat
berlaku untuk manusia demikian juga. Reproduksi di
ikan teleost serta dalam kebanyakan vertebrata yang
diatur oleh hipotalamus pituitari gonad
sumbu. Pengembangan terutama folikel
dan vitellogenesis, sekresi gonadotropin
dan hormon steroid semua memainkan peran penting
dalam keberhasilan reproduksi.
Fecundity adalah salah satu indikator yang paling terkenal
dari potensi reproduksi spesies.
Fecundity, jumlah telur yang dihasilkan,
menentukan jumlah potensi anak .
Produksi telur adalah fungsi dominan
dari ovarium dan korelasi dekat harus
diharapkan antara berat ovarium dan
jumlah telur yang dihasilkan. Kemampuan produksi telur
secara langsung berkaitan dengan banyak faktor seperti
ukuran ikan, padat penebaran, tingkat makan, air
yang berkualitas, usia ikan, tekanan lingkungan (Bromage
et al, 1992.).
Gambar 5: Tingkat plasma 17β-estradiol pada wanita
ikan zebra setelah paparan untuk 2μg / L dan 5μg / L
deltametrin selama enam hari.
Sejak keberhasilan reproduksi telah
dianggap sebagai salah satu yang paling ekologis relevan
endpoint pada ikan eksposur siklus hidup, dalam
penyelidikan ini kami menganalisis kesuburan
sebelum deltametrin eksposur selama 6
hari untuk mengetahui kemampuan reproduksi
dari ikan zebra dan untuk memahami perbedaan
antara kontrol dan deltametrin terkena
ikan. Jumlah kumulatif telur
melahirkan di masing-masing kelompok selama paparan
jangka waktu 6 hari dari kedua kontrol dan eksperimen
ikan ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Ikan
berhenti bertelur dari hari 3 bila terkena
ke 2μg / L dan 5μg / L. Selama dua hari pertama
tidak ada banyak perbedaan dalam tingkat kesuburan
antara kontrol dan paparan kelompok.
Penelitian dilakukan sebelumnya pada
efek senyawa yang berbeda pada reproduksi
status berbagai jenis ikan; pengurangan
dalam reproduksi keluaran / fekunditas kumulatif
diamati pada ikan yang berbeda karena bisphenol-
A (Shioda dan Wakabayashi, 2000;
Sohoni et al, 2001;. Lahnsteiner et al, 2005b.),
perfluorooctanusulfonate (PFOS) (Ankley et
al,. 2005) dan atrazene (Bringolf et al., 2004).
korelasi negatif relatif fekunditas itu
diamati pada pasca-bergaris rainbow trout (Oncorhynchusmykiss),
ikan laut hitam (Salmolabrax) dan sungai trout (Salvelinusfontinalis)
sedangkan di ikan ini berjumlah fekunditas menunjukkan
positif korelasi (Serezli et al., 2010).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
