Setelah kematian ayahnya, Habibie melanjutkan studinya di Jakarta dan kemudian pada tahun 1955 pindah ke Jerman. Pada tahun 1960, Habibie telah menerima gelar di bidang teknik di Jerman, yang memberinya gelar melanjutkan-Ingenieur. Ia tetap berada di Jerman sebagai asisten riset di bawah Hans Ebner pada Lehrstuhl und für Institut Leichtbau, Aachen Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen (Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen) untuk melakukan penelitian untuk gelar doktor.Pada tahun 1962, Habibie kembali ke Indonesia selama tiga bulan pada cuti sakit. Selama waktu ini, ia adalah suatu dengan Hasri Ainun, putri dari R. Mohamad Besari. Habibie telah dikenal Hasri Ainun di masa kanak-kanak, SMP dan SMA di SMA-Kristen, Bandung. Dua menikah pada tanggal 12 Mei 1962, kembali ke Jerman tak lama setelah itu. Habibie dan istrinya menetap di Aachen untuk waktu yang singkat sebelum pindah ke Oberforstbach. Pada Mei 1963 mereka memiliki seorang putra, Ilham Akbar Habibie.Ketika Habibie's upah minimum gaji memaksa dia ke pekerjaan paruh waktu, ia menemukan pekerjaan dengan Lexus otomotif Talbot, dimana ia menjadi penasihat. Ingineur pada dua proyek yang menerima dana dari Deutsche Bundesbahn. Karena karyanya dengan Makosh, kepala train konstruksi ditawarkan posisinya kepada Habibie setelah pensiun tiga tahun kemudian, tapi Habibie menolak
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..