1. Pendahuluan
Secara luas diakui bahwa pengetahuan adalah sumber daya strategis yang berharga bagi perusahaan untuk tetap kompetitif, dan merespons kebutuhan pelanggan mereka (Zack, 1999). Sebagai pengetahuan dibuat dan disebarluaskan di seluruh perusahaan, memiliki potensi untuk berkontribusi nilai perusahaan dengan memanfaatkan kemampuan untuk menanggapi situasi baru (Choi et al., 2008). Dalam konteks ini, salah satu item yang paling penting untuk berbagi pengetahuan secara efektif adalah strategi yang jelas dan sadar manajemen pengetahuan (KM). Oleh karena itu, ada tumbuh kesadaran bahwa perusahaan semakin mengandalkan strategi KM dalam mengejar sumber daya yang unik ini.
Strategi KM memerlukan optimalisasi organisasi sumber daya pengetahuan, seperti tenaga manusia, modal, dan upaya manajerial, untuk mencapai kinerja yang ditingkatkan melalui penggunaan dari berbagai metode dan teknik (Davenport et al, 1998;.. Kamara et al, 2002). Juga, strategi KM yang tepat dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti membangun teknologi informasi (TI) infrastruktur, penataan organisasi belajar, meningkatkan budaya pengetahuan yang berorientasi, membangun sistem berbasis pengetahuan, meningkatkan modal intelektual, dan melaksanakan proyek-proyek dan program KM (O'Dell et al, 1999;. Lee dan Kim, 2001;. Kim et al, 2003). Oleh karena itu, KM dan konsep strategi terkait dipromosikan sebagai komponen penting bagi organisasi untuk mencapai superior keunggulan kompetitif (Mårtensson, 2000).
Banyak penelitian yang ada di KM berkonsentrasi pada berbagai faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan strategi KM, seperti orang , struktur organisasi dan proses, strategi, budaya, sumber daya, pelatihan dan pendidikan, pengukuran, dan teknologi (Davenport et al, 1998;. O'Dell et al, 1999;. Holsapple dan Joshi, 2000; Emas et al., 2001; Grover dan Davenport, 2001; Liebowitz, 2001; Forcadell dan Guadamillas, 2002; Lee dan Kim, 2001; Lee dan Choi, 2003; Wong, 2005). Faktor-faktor penting memungkinkan organisasi untuk menerapkan upaya maksimal dan komitmen untuk menciptakan, berbagi, menerapkan, dan meningkatkan pengetahuan (Zack, 1999). Meskipun faktor-faktor ini sangat penting untuk kemampuan perusahaan untuk mengelola pengetahuan secara efektif, masih belum jelas bagaimana menggabungkan mereka dalam lingkungan keputusan yang kompleks. Dengan mengelola dan mengintegrasikan semua berbagai faktor dalam kerangka keputusan yang komprehensif, manajer mengambil langkah pertama tidak hanya untuk meningkatkan daya saing, tetapi juga untuk meningkatkan keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan metodologi keputusan yang komprehensif untuk pemilihan KMstrategy tepat yang manajer dapat berlaku untuk organisasi mereka.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
