In Jewish Kabbalistic cosmology, th

In Jewish Kabbalistic cosmology, the Kelipot are metaphorical "shells" surrounding holiness. They are spiritual obstacles receiving their existence from God only in an external, rather than internal manner. Divinity in Judaism connotes revelation of God's true unity, while the shells conceal holiness, as a peel conceals the fruit within. They are therefore synonymous with idolatry, the root of impurity through ascribing false dualism in the Divine, and with the Sitra Achra (סטרא אחרא "Other Side"), the perceived realm opposite to holiness. They emerge in the descending Seder hishtalshelus (Chain of Being) through Tzimtzum (contraction of the Divine Ohr), as part of the purpose of Creation. In this they also have beneficial properties, as peel protects the fruit, restraining the Divine flow from being dissipated. Kabbalah distinguishes between two realms in Kelipot, the completely impure and the intermediate.

Their four "concentric" terms are derived from Ezekiel's vision (1:4), "And I looked and behold, a whirlwind came out of the north, a great cloud, and a fire infolding itself, and a brightness was about it..."[4] The "Three Impure Kelipot" (completely Tamei "impure") are read in the first three terms, the intermediate "Shining Kelipah" (Nogah "brightness") is read in the fourth term, mediating as the first covering directly surrounding holiness, and capable of sublimation. In medieval Kabbalah, the Shekhinah is separated in Creation from the Sephirot by man's sin, while in Lurianic Kabbalah Divinity is exiled in the Kelipot from prior initial Catastrophe in Creation. This causes "Sparks of Holiness" to be exiled in the Kelipot shells, Jewish Observance with physical objects redeeming mundane Nogah, while the Three Completely Impure Kelipot are elevated indirectly through Negative prohibitions. Repentance out of Love retrospectively turns sin into virtue, darkness into light. When all the sparks are freed from the Kelipot, depriving them of their vitality, the Messianic era begins. In Hasidic thought, the kabbalistic scheme of Kelipot is internalised in psychological experience as self-focus, opposite to holy Deveikut self-nullification, underlying its Panentheistic Monistic view of Kelipot as the illusionary self-awareness of Creation.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam kosmologi Kabbalistik Yahudi, Kelipot adalah metafora "kerang" sekitarnya kekudusan. Mereka adalah hambatan spiritual menerima keberadaan mereka dari Allah hanya dalam eksternal, bukan secara internal. Divinity dalam Yudaisme berkonotasi wahyu kesatuan sejati Allah, sedangkan kerang menyembunyikan kekudusan, sebagai kulit yang menutupi buah dalam. Mereka karena itu identik dengan penyembahan berhala, akar pengotor melalui menganggap dualisme palsu di Ilahi, dan dengan Sitra Achra (סטרא אחרא "Sisi Lain"), ranah berlawanan dianggap kekudusan. Mereka muncul di hishtalshelus menurun Seder (Chain of Being) melalui tzimtzum (kontraksi Ilahi Ohr), sebagai bagian dari tujuan penciptaan. Dalam hal ini mereka juga memiliki sifat menguntungkan, seperti kulit melindungi buah, menahan aliran Ilahi dari yang hilang. Kabbalah membedakan antara dua alam di Kelipot, sepenuhnya murni dan menengah. Mereka empat "konsentris" istilah berasal dari penglihatan Yehezkiel (1: 4), "Dan aku melihat: sesungguhnya, angin badai keluar dari utara, awan besar , dan api infolding sendiri, dan kecerahan adalah tentang hal itu ... "[4]" Tiga Najis Kelipot "(benar-benar Tamei" murni ") yang dibaca dalam tiga hal, intermediate" Shining Kelipah "(Nogah" kecerahan ") dibaca dalam jangka keempat, mediasi sebagai yang pertama meliputi kekudusan langsung sekitarnya, dan mampu sublimasi. Di abad pertengahan Kabbalah, Shekhinah dipisahkan dalam Penciptaan dari Sephirot oleh dosa manusia, sementara di Lurianic Kabbalah Divinity diasingkan di Kelipot dari Bencana awal sebelum di Creation. Hal ini menyebabkan "Sparks dari Kekudusan" yang akan diasingkan di kerang Kelipot, Ketaatan Yahudi dengan benda-benda fisik menebus biasa Nogah, sedangkan Tiga Sepenuhnya Najis Kelipot ditinggikan secara tidak langsung melalui larangan negatif. Pertobatan dari Cinta retrospektif ternyata dosa ke dalam kebajikan, kegelapan menjadi cahaya. Ketika semua bunga api dibebaskan dari Kelipot, merampas vitalitas mereka, era Mesianik dimulai. Dalam pemikiran Hasid, skema Kabbalistik dari Kelipot terinternalisasi dalam pengalaman psikologis diri fokus, berlawanan dengan suci Deveikut diri pembatalan, yang mendasari pandangan monistik panentheistic nya Kelipot sebagai ilusi kesadaran diri Penciptaan.