But it was two against three becaus

But it was two against three because only her common sense said don’t answer, and common sense wasn’t winning. The brain rarely bested the body. The caller was Clay Nichols who she’d met a few days ago while she was tending bar. The tall, dark, gorgeous, filthy-mouthed lawyer from New York who fucked like a champion and called her irresistible, and then asked her to tell him more about all the things she liked as they lay tangled up in hotel sheets, blissed out.
The man who lived 3000 miles away. The man she was sure was full of shit when he said he’d call her again. The man she’d spent some of the best twenty-four hours of her life with.
She answered on the second ring. “Hello, person I never thought I’d hear from again.”
“Hey, Julia. What would you say about coming to New York for the weekend?”
A smile started to form on her lips. “Tell me why I would want to go to New York for the weekend,” she said, sinking down on her couch, crossing her ankles.
“For starters, I have a new set of ropes I’ve been meaning to use, and a restaurant I want to try, and a big king-size bed you’d look spectacular tied up to. Oh, and there’s also a new heist movie coming out this weekend that we could see.”
She laughed. “Let me get this straight. I’m being invited to the Big Apple for dinner, a movie and a little bondage?”
“Yes, that would be correct.”
She didn’t answer right away. Her mind flashed back to her big win tonight. Regardless of the chains Charlie had on her, she was closer. And while she’d promised herself she wouldn’t get involved with anyone til she was free, Clay wasn’t asking for more than two nights of her life. Two nights were thoroughly finite, and therefore could be thoroughly enjoyed. She had off this weekend. Besides, the very thought of Clay had a way of erasing some of the evening, of blotting out those moments when she was so clearly under Charlie’s thumb.
“Then the answer is pick me up at the airport in a town car, handsome, because I’m going to be ready for all of that and then some as soon as I step off the plane,” she said, as she kicked off her heels, and took a drink of her whiskey, enjoying the burn as the liquor slid down her throat.
They chatted for longer, and soon the tone shifted, and his voice lowered. “What are you wearing right now?”
“What do you want me to be wearing?”
“Thigh-high white stockings, lacy white panties, and a matching bra,” he answered immediately.
“And what would you do if I were wearing that?”
“Drive you crazy through the lace with my tongue, then take your panties off with my teeth.”
She didn’t think it was the whiskey anymore that was making her feel warm all over. “Funny thing, Clay. I believe that’s what I’ll be wearing on Friday afternoon.”
The next day, she went lingerie shopping.
*****
Carefully, so as not to run the nylon, Julia inched the stocking up her thigh. Her sister sat perched on a peach-colored armchair in the corner of the spacious dressing room of Hetty’s Secret Closet on Union Street. McKenna absently kicked her ankle back and forth, a pleasantly distracting sight because her heels were sparkly peacock blue, matching her sapphire-colored skirt.
“What do you think?” Julia asked as she twirled around to give a full view of the bra, panty and stocking set.
A well-known fashion blogger, her sister has suggested this chic boutique for the shopping trip. Now, McKenna surveyed her up and down, pressing a finger to her lips as if she were studiously considering the undergarments in question. “It’s a good thing you don’t get cold easily. It’s chilly in New York in April. I was just there.”
Julia rolled her eyes. “It’s not as if I’m going to strut around the Big Apple in this get-up only,” she said, gesturing to her lingerie ensemble.
“I’m just checking,” she said with a wink. “You’ll pair it with what? A trench coat?”
“No. This thing called a skirt. Ever heard of it? Then a blouse too. Then the trench coat.”
“I am pleased to inform you,” her sister began, flashing a bright smile, “You have the Fashion Hound seal of approval on your sexy outfit.”
“Exactly why I keep you around.” Julia began stripping off the stockings, the underwear and the bra.
“Wait. Don’t I get a little sashay of the hips and all? A lap dance maybe?”
“I’m saving that all for Friday, Saturday and Sunday.”
“You must really like this guy if he gets your whole weekend. You haven’t given anyone three days in a long, long time.”
“I haven’t given anyone any days in a long, long time,” Julia corrected, as she neatly folded the items, then pulled on her jeans.
“Not since Dillon.”
“Yep, not since Dillon,” she said, turning away because she didn’t want McKenna to see how much it hurt to even hear that name breathed. Dillon was the reason she kept secrets from her sister, and from everyone. She shifted gears to her sister’s upcoming wedding. “Hey, when are we going for your next dress fitting?”
“When you get back from New York, and we can pick your maid of honor dress too,” McKenna said in a voice laced with true happiness. She’d found her match, and her happily ever after was in her hands. Julia wasn’t jealous, not one bit. She was glad for her sister, even though the notion of a happy ending seemed about as far away to her as living on the moon.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tapi itu dua melawan tiga karena hanya akal sehatnya mengatakan tidak menjawab, dan akal sehat tidak menang. Otak jarang dikalahkan tubuh. Penelepon Clay Nichols yang dia bertemu beberapa hari yang lalu saat dia merawat bar. The tinggi, gelap, cantik, pengacara kotor bermulut dari New York yang kacau seperti juara dan disebut tak tertahankan, dan kemudian memintanya untuk menceritakan lebih lanjut tentang semua hal yang ia sukai karena mereka berbaring terjerat dalam lembar Hotel, blissed keluar.
Pria yang tinggal 3000 mil jauhnya. Orang dia yakin itu penuh omong kosong ketika ia mengatakan ia akan menelepon lagi. Pria yang telah menghabiskan beberapa yang terbaik dua puluh empat jam hidupnya dengan.
Dia menjawab pada dering kedua. "Halo, orang yang saya tidak pernah berpikir saya akan mendengar dari lagi."
"Hei, Julia. Apa yang akan Anda katakan tentang datang ke New York untuk akhir pekan?
"Senyum mulai terbentuk di bibirnya. "Katakan padaku mengapa saya ingin pergi ke New York untuk akhir pekan," katanya, tenggelam di sofa nya, melintasi pergelangan kakinya.
"Sebagai permulaan, saya memiliki satu set baru tali Aku sudah lama digunakan, dan restoran saya ingin mencoba, dan tempat tidur king-size besar Anda akan terlihat spektakuler diikat ke. Oh, dan ada juga film pencurian baru keluar akhir pekan ini bahwa kita bisa melihat.
"Dia tertawa. "Biarkan aku meluruskan ini. Saya diundang ke Big Apple untuk makan malam, film dan perbudakan sedikit?
"" Ya, itu akan benar.
"Dia tidak langsung menjawab. Pikirannya berkelebat kembali ke kemenangan besar malam ini. Terlepas dari rantai Charlie memiliki pada dirinya, dia lebih dekat. Dan sementara ia berjanji pada dirinya sendiri dia tidak akan terlibat dengan siapa pun til dia bebas, Clay tidak meminta lebih dari dua malam hidupnya. Dua malam yang benar-benar terbatas, dan karena itu bisa benar-benar menikmati. Dia punya off akhir pekan ini. Selain itu, sangat memikirkan Clay cara menghapus beberapa malam, dari blotting keluar saat-saat ketika dia begitu jelas di bawah ibu jari Charlie.
"Maka jawabannya adalah menjemputku di bandara di kota mobil, tampan, karena Aku akan siap untuk semua itu dan kemudian beberapa segera setelah aku melangkah turun dari pesawat, "katanya, saat ia menendang tumitnya, dan mengambil minuman wiski nya, menikmati bakar sebagai minuman keras meluncur turun tenggorokannya.
Mereka mengobrol lebih lama, dan segera nada bergeser, dan suaranya diturunkan. "Apa yang kamu pakai sekarang?"
"Apa yang kau ingin aku mengenakan?"
"Paha-tinggi stoking putih, celana putih berenda, dan bra yang cocok," jawabnya segera.
"Dan apa yang akan Anda lakukan jika saya memakai itu?
"" Drive Anda gila melalui renda dengan lidah saya, kemudian mengambil celana Anda off dengan gigi saya.
"Dia tidak berpikir itu adalah wiski lagi yang membuatnya merasa hangat di seluruh. "Lucu hal, Clay. Saya percaya itulah yang saya akan memakai pada hari Jumat sore.
"Keesokan harinya, dia pergi lingerie belanja.
*****
Hati-hati, agar tidak menjalankan nilon, Julia beringsut stocking up pahanya. Adiknya duduk bertengger di kursi berwarna peach di sudut ruang ganti yang luas dari Hetty Secret Closet di Union Street. McKenna tanpa sadar menendang pergelangan kakinya bolak-balik, pemandangan senang mengganggu karena tumitnya yang merak gemerlapan biru, cocok rok safir berwarna nya.
"Bagaimana menurutmu?" Julia bertanya sambil memutar-mutar sekitar untuk memberikan pandangan penuh bra, panty dan stocking set.
Sebuah busana blogger terkenal, adiknya telah menyarankan butik ini yang chic untuk belanja perjalanan. Sekarang, McKenna disurvei atas dan ke bawah, menekan jari ke bibirnya seolah-olah dia sengaja mengingat pakaian yang bersangkutan. "Ini hal yang baik Anda tidak mendapatkan dingin dengan mudah. Ini dingin di New York pada bulan April. Aku hanya di sana.
"Julia memutar matanya. "Ini bukan seolah-olah aku akan strut sekitar Big Apple dalam mendapatkan-up saja," katanya, menunjuk ke ensemble balutan lingerie.
"Aku hanya memeriksa," katanya sambil mengedipkan mata. "Anda akan memasangkannya dengan apa? Sebuah jas hujan?
"" Tidak. Hal ini disebut rok. Pernah mendengar tentang hal itu? Kemudian blus juga. Kemudian trench coat.
"" Saya senang untuk memberitahu Anda, "adiknya mulai, berkedip senyum cerah," Anda harus Fashion Hound meterai persetujuan pada pakaian seksi Anda.
"" Persis mengapa saya membuat Anda sekitar. "Julia mulai menanggalkan stoking, pakaian dalam dan bra.
"Tunggu. Apakah saya tidak mendapatkan sashay sedikit pinggul dan semua? Sebuah tarian lap mungkin?
"" Aku menyimpan semua untuk Jumat, Sabtu dan Minggu.
"" Anda harus benar-benar seperti orang ini jika ia mendapat seluruh akhir pekan Anda. Anda belum memberikan siapa pun tiga hari dalam waktu yang sangat lama.
"" Saya belum diberikan orang setiap hari dalam waktu yang sangat lama, "Julia dikoreksi, karena ia terlipat rapi item, kemudian memakai celana
jeans-nya." Tidak sejak Dillon.
"" Ya, tidak sejak Dillon, "katanya, berpaling karena dia tidak ingin McKenna untuk melihat berapa banyak sakit untuk bahkan mendengar nama yang bernafas. Dillon adalah alasan dia menyimpan rahasia dari adiknya, dan dari semua orang. Dia memindahkan gigi ke pernikahan kakaknya mendatang. "Hei, kapan kita akan untuk gaun Anda berikutnya pas?"
"Ketika Anda kembali dari New York, dan kita dapat memilih pembantu Anda dari gaun kehormatan," kata McKenna dengan suara dicampur dengan kebahagiaan sejati. Dia menemukan jodohnya, dan dia bahagia selamanya berada di tangannya. Julia tidak cemburu, tidak sedikit. Dia senang untuk adiknya, meskipun gagasan happy ending tampak tentang jauh padanya sebagai hidup di bulan.